Susu Fermentasi Sinbiotik

Suplementasi dan fortifikasi merupakan langkah yang banyak dilakukan untuk mengatasi anemia. Namun ternyata, hal tersebut juga dapat menimbulkan dampak negatif yaitu adanya ketidakseimbangan microbiota usus. Adanya penambahan kombinasi probiotik dan prebiotik (sinbiotik) diharapkan dapat tetap mempertahankan keseimbangan microbiota usus sebagai pendamping fortifikasi dan suplementasi.
Anemia masih merupakan masalah kesehatan global yang dialami baik oleh negara berkembang maupun negara maju. Prevalensi anemia pada anak-anak di Indonesia sebesar 9.8%. Faktor risiko terjadinya anemia adalah asupan besi yang rendah, absorbsi besi yang rendah dari makanan yang tinggi fitat dan senyawa fenol serta periode hidup yang membutuhkan tinggi besi seperti pada masa pertumbuhan dan kehamilan. Program fortifikasi dipandang sebagai langkah yang cost effective untuk perbaikan masalah gizi mikro. Dibalik manfaat yang diperoleh dari suplementasi dan fortifikasi zat besi, efek negative pun mulai terindifikasi. Pemberian probiotik, prebiotik maupun kombinasi keduanya (sinbiotik) terbukti mampu mempertahankan bakteri asam laktat, yang merupakan bakteri baik dalam usus.
Banyaknya jumlah lactobacilli dan bakteri komensal lainnya pada kolon, dapat memberikan efek perlindungan pada usus dari kolonisasi dan invasi bakteri patogen. Konsumsi bakteri baik (probiotik) diharapkan terjadi peningkatan jumlah microbiota pathogen di usus dapat ditekan selama suplementasi dan fortifikasi zat besi. Selain itu, adanya tambahan prebiotik juga diperlukan untuk tetap mempertahankan keseimbangan microbiota usus.
Penggunaan susu fermentasi dengan probiotik dan prebiotik (sinbiotik) sebagai upaya meminimalisir efek negatif suplementasi ataupun fortifikasi zat besi. Pemilihan susu fermentasi sebagai vehicle untuk pembawa probiotik dan prebiotik yang dapat meminimalisir efek negatif suplementasi dan/atau fortifikasi zat besi dikarenakan susu fermentasi merupakan makanan fungsional yang memiliki efek kesehatn yang sudah terbukti secara klinis yaitu untuk kesehatan usus.
Penelitian ini disampaikan oleh Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes., pada Ujian Terbuka Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan FK UGM (26/8) dengan judul Efektifitas Penambahan Susu Fermentasi Sinbiotik pada Suplementasi dan Fortifikasi Zat Besi pada Anak-anak Defisiensi Zat Besi terhadap Keseimbangan Mikrobiota Usus. Beliau adalah staf dosen Bagian Gizi Kesehatan FK UGM, lulus dengan predikat sangat memuaskan. Berlaku sebagai promotor beliau adalah Prof. dr. Mohammad Juffrie, Sp.A(K)., Ph.D.
Hasil penelitian beliau adalah pemberian susu fermentasi dengan sinbiotik L. plantarum Dad 13- FOS dan biskuit tepung singkong yang difortifikasi zat besi tidak dapat meningkatkan jumlah Lactobacilli, mampu meningkatkan kadar L. Plantarum dalam feces, dapat meningkatkan jumlah Bifidobacteria, tidak dapat menurunkan jumlah Enterobacteriaceae, tidak dapat menurunkan jumlah E. Coli, dapat meningkatkan kadar serum feritin. (Dian/IRO)