Summer Course 2023: Lebih Dekat dengan Precision Medicine

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi UGM kembali menyelenggarakan Summer Course 2023 dengan tema “Future of Healthcare: Leapfrogging Innovation through Precision Medicine” pada Senin (6/11) di Auditorium FK-KMK UGM.

Koordinator Summer Course 2023, Prof. dr. Gunadi, Ph.D., Sp.BA., Subps.DA(K) mengatakan bahwa Summer Course sempat mengalami kesulitan selama pandemi Covid-19. Namun, Summer Course akhirnya tetap terlaksana secara daring.

Saat ini Kementerian Kesehatan Indonesia mulai fokus pada pengembangan Precision Medicine. Hal tersebut sejalan dengan tema yang dibawakan oleh Summer Course. “Untuk mewujudkan peningkatan pengetahuan mengenai tema tersebut, FK-KMK saat ini masih berkomitmen menjalin kolaborasi dengan FKG dan Fakultas Farmasi dalam pelaksanaan Summer Course 2023,” jelas Prof. Gunadi.

Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH menyambut hangat kedatangan para peserta. Dirinya mengatakan bahwa perbedaan latar belakang akan memberikan pengalaman dan pengetahuan yang lebih beragam selama Summer Course. “Narasumber yang dipilih sebagai pembicara juga beragam, harapannya akan memberikan beragam pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta,” tambahnya.

Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt, M.Pharm, MARS (Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes) hadir sebagai pembicara kunci pertama dengan menyampaikan topik Transforming Indonesian Healthcare to Initiate Precision Medicine. Rizka menyampaikan bahwa saat ini ada 6 pilar transformasi kesehatan yang dilakukan oleh Kemenkes, yaitu layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, serta teknologi kesehatan. Salah satu upaya untuk mewujudkan transformasi kesehatan adalah pengembangan Precision Medicine.

“Kemenkes memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan Precision Medicine melalui implementasi yang inklusif dan integratif dalam kebijakan, inovasi, dan klinis. Bukti nyata dukungan Kemenkes terwujud dalam BGSi (Biomedical and Genome Science Initiative), sebuah inisiasi nasional pertama untuk mendorong pemanfaatan data genom hasil dari sekuensing untuk pengobatan yang presisi serta peningkatan perawatan yang efektif,” ungkap Rizka. Di masa yang akan datang, dukungan Kemenkes juga akan diwujudkan dengan pengembangan biorepository, sequencing lab, dan high performance computing analysis.

Pembicara kunci kedua adalah Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D., FRSPH (Dekan FK-KMK UGM). Prof. Yodi menyampaikan materi berjudul “The Role of Higher Education Institutions in the Development of Personalized Healthcare”. Peran yang bisa dilakukan oleh universitas antara lain penelitian dan inovasi, genomic sequencing dan analisisnya, program pendidikan, kolaborasi interdisiplin, uji klinis dan penelitian translansional, pertimbangan etika dan hukum, serta keterlibatan masyarakat, dan berkolaborasi dengan industri dan pemerintah.

Upaya FK-KMK UGM lebih dekat dengan precision medicine mengacu pada Sustainable Development Goals (SDGs) ke-9 untuk mengembangkan inovasi yang dapat memicu pertumbuhan infrastruktur dan industri. Pengembangan precision medicine juga akan memacu pengembangan kemitraan sesuai SDGs ke-17. Harapannya kemitraan akan tumbuh dan berkerjasama demi tercapainya tujuan bersama.

Summer Course 2023 bertujuan untuk meningkatkan interprofesionalisme dalam manajemen dan teknologi layanan kesehatan dengan masalah yang menyertainya dengan pendekatan interdisipliner dan multi universitas. Hal tersebut sejalan dengan salah satu tujuan yang ingin dicapai SDG, yaitu pendidikan yang berkualitas.

Peserta yang mengikuti Summer Course 2023 ini hadir dari berbagai negara, baik secara luring maupun daring. Diantaranya adalah mahasiswa dari VUMc, Universiti Putra Malaysia, Universiti Sains Malaysia, Cyberjaya University, KK Women’s and Children’s Hospital, Mahidol University, University of The Philippines, Universiti Malaya, University of Dental Medicine, serta Universitas Gadjah Mada. (Nirwana/Reporter. Editor: Henggar Allest Pratama)