Studi Terbaru FK-KMK UGM: Pentingnya Vaksinasi dalam Pembentukan Imunitas Masyarakat

FK-KMK UGM. Departemen Histologi dan Biologi Sel Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) telah mempublikasikan penelitian terbaru berjudul “Seroconversion and dynamics of IgG anti-SARS-CoV-2 antibodies during the pandemic: A two-month observation cohort study on the population of Sleman in Indonesia” di jurnal PLOS ONE.

Studi yang dipimpin oleh Jajah Fachiroh ini bekerja sama dengan tim dari Sleman Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman bertujuan untuk memahami dinamika antibodi IgG terhadap SARS-CoV-2, khususnya dalam hal serokonversi dan perubahan kadar antibodi selama periode dua bulan. Penelitian ini melibatkan 385 orang dewasa sehat dari Kabupaten Sleman yang dipilih berdasarkan kriteria tidak memiliki gejala mirip flu dan hasil negatif COVID-19 pada awal studi.

Para peserta diperiksa pada dua waktu berbeda untuk mengukur kadar antibodi IgG menggunakan metode Chemiluminescent Microparticle Immunoassay (CMIA). Selain itu, data mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi pembentukan antibodi, seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, status vaksinasi, dan praktik pencegahan seperti penggunaan masker, juga dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada awal studi, sekitar 80% peserta telah memiliki antibodi SARS-CoV-2, dengan mayoritas di antaranya telah menerima vaksin COVID-19. Vaksinasi ditemukan sebagai faktor dominan dalam pembentukan antibodi. Bagi peserta yang belum memiliki antibodi pada awal penelitian, sebagian besar mengalami serokonversi dalam dua bulan, terutama mereka yang telah divaksinasi. Namun, penelitian juga menemukan adanya penurunan kadar antibodi seiring waktu, bahkan pada individu yang sebelumnya telah memiliki antibodi.

Temuan ini menegaskan pentingnya vaksinasi COVID-19 dalam membentuk kekebalan masyarakat dan mendukung konsep “imunitas hibrida”, di mana infeksi alami dan vaksinasi bekerja bersama untuk memberikan perlindungan optimal. Namun, penurunan kadar antibodi dari waktu ke waktu menunjukkan perlunya vaksinasi ulang secara berkala untuk memastikan perlindungan yang berkelanjutan terhadap COVID-19 di masa mendatang.

Penelitian ini tidak hanya berkontribusi pada pemahaman ilmiah mengenai respons imun terhadap SARS-CoV-2, tetapi juga mendukung pencapaian SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan menyoroti pentingnya vaksinasi dalam pengendalian penyakit menular. Selain itu, studi ini juga berkontribusi pada SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya vaksinasi dan kekebalan tubuh, SDG 10: Mengurangi Ketimpangan dengan menyediakan informasi yang dapat diakses untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai lapisan. Dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Kontributor: Rina Susilowati/ Editor: Sitam).

Artikel lengkap dapat diakses melalui tautan berikut: