Studi FK-KMK UGM Ungkap Rendahnya Deteksi Kasus Pneumonia Balita di Bantul

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menyelenggarakan studi kolaboratif bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul untuk menilai efektivitas sistem surveilans pneumonia pada anak balita di wilayah tersebut. Kegiatan penelitian dilaksanakan sepanjang tahun 2021 dan dianalisis oleh tim dari Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi FK-KMK UGM. Hasilnya mengungkap bahwa hanya sekitar 24% dari total kasus pneumonia balita yang berhasil terdeteksi oleh sistem surveilans resmi. Temuan ini mencerminkan adanya kesenjangan signifikan dalam pencatatan dan pelaporan kasus di tingkat layanan kesehatan.

Pneumonia sendiri merupakan penyebab utama kematian balita secara global dan menempati peringkat ketiga sebagai penyebab kematian bayi di Indonesia. Kondisi ini menunjukkan betapa krusialnya sistem surveilans yang akurat dan tangguh untuk mendeteksi serta merespons penyakit secara cepat, khususnya pada kelompok usia yang rentan. Penelitian ini menggunakan pendekatan capture-recapture guna memberikan gambaran lebih realistis terhadap angka kejadian sebenarnya.

Dalam studi ini, wilayah rural seperti Sanden tercatat memiliki angka kematian akibat pneumonia balita yang lebih tinggi dibandingkan wilayah urban. Ketimpangan ini menegaskan pentingnya distribusi sumber daya kesehatan yang merata serta penguatan sistem informasi kesehatan di seluruh tingkatan wilayah. Kesenjangan ini juga menjadi peringatan penting untuk meningkatkan akses layanan kesehatan yang adil. Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal internasional Clinical Epidemiology and Global Health (Elsevier), Volume 28, Tahun 2025, dengan judul “Assessment of 2021 surveillance system for under-five children with pneumonia in Bantul Regency, Indonesia”.

Studi ini turut mendukung capaian SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera tentang pengakhiran kematian balita yang dapat dicegah pada 2030. SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan yaitu mendorong kolaborasi multi-sektoral untuk memperkuat sistem kesehatan nasional. Ke depan, hasil riset ini diharapkan dapat menjadi acuan strategis dalam pengambilan kebijakan dan intervensi kesehatan anak berbasis bukti di berbagai daerah di Indonesia. (Kontributor: Bayu Satria Wiratama, S.Ked, MPH, PhD dan Nining Puji Lestari, MPH).