FK-KMK UGM. Sebuah studi terkini yang dipublikasikan dalam Archives of Dermatological Research tahun 2025 berhasil mengungkap fenomena medis langka yang dijuluki “Indonesian dreadlock hair”. Penelitian ini dilakukan oleh dr. Agnes Rosarina Prita Sari, M.Phil., Sp.DVE, dosen dari Departemen Dermatologi dan Venereologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), yang meneliti langsung kasus unik ini di Kawasan Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.
Fenomena ini mengacu pada kondisi rambut yang secara spontan berubah menjadi gimbal tanpa keterkaitan dengan praktik budaya, ritual, atau kebersihan personal. Penelitian ini melibatkan 30 individu dari 14 keluarga, terdiri atas 15 orang dengan rambut gimbal dan 15 orang dengan rambut normal sebagai kelompok pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik klinis, penyebab potensial, serta dampak psikososial dari kondisi tersebut.
Melalui pendekatan observasional dan kualitatif, studi ini mengidentifikasi bahwa gangguan rambut langka ini tidak hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga pada kesejahteraan mental dan sosial individu yang terdampak. Beberapa responden mengalami stigma sosial, tekanan emosional, serta gangguan dalam aktivitas keseharian akibat penampilan rambut mereka yang tidak biasa.
Dieng, yang selama ini dikenal dengan fenomena rambut gimbal anak-anak dalam konteks budaya dan spiritual, kini juga menjadi lokasi penting dalam pengembangan ilmu dermatologi tropis. Studi ini menekankan pentingnya pendekatan multidisipliner untuk memahami aspek medis sekaligus sosial dari fenomena tersebut.
Penelitian ini juga berkontribusi pada upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan mendorong pemahaman yang lebih luas tentang gangguan kesehatan langka serta dampaknya terhadap kualitas hidup masyarakat.
Selain itu juga sejalan dengan SDG 4: Pendidikan Berkualitas dan SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan. FK-KMK UGM melalui penelitian ini menunjukkan komitmen dalam mendukung kesehatan menyeluruh yang tidak hanya berfokus pada aspek klinis, tetapi juga kesejahteraan psikososial dan budaya masyarakat. (Kontributor: Guntari Maryastuti).