Yogyakarta – Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia yang mencapai 62% dari total kematian dunia. Stroke, jantung iskemik, dan kardiovaskuler merupakan penyebab kematian dan disabilitas nomor satu secara global. Pada hari Jantung Dunia 2012, para pakar memperkirakan bahwa kematian yang disebabkan oleh penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah akan mencapai lebih dari 10 persen jumlah kematian dunia.
Penyakit stroke sendiri sebenarnya merupakan penyakit yang bisa dicegah dengan adanya pendeteksian risiko dan perubahan perilaku masyarakat. Sayangnya hanya segelintir orang yang pernah mendapatkan edukasi terkait faktor-faktor risiko dari penyakit ini. Maka disinilah para petugas kesehatan dapat berperan dalam memberikan konsultasi dan himbauan terkait faktor-faktor risiko stroke dan pencegahannya. Lima faktor risiko utama yang dapat menyebabkan stroke adalah kurangnya makanan berserat, aktivitas fisik yang rendah, perilaku merokok, hipertensi (tekanan darah tinggi), serta obesitas (kegemukan).
CHBP (Center of Health Behavior and Promotion)-Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM telah melakukan kolaborasi penelitian bersama RTI (Research Triangle Institute) International. Kolaborasi ini bertujuan untuk meneliti tentang pencegahan sekunder stroke di Yogykarta. Sebagai tidak lanjut, CHBP dan RTI International menyelenggarakan seminar bertajuk “Diseminasi Penelitian Prevensi Stroke” di Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta pada hari Rabu, 22 Oktober 2014. Acara ini dihadiri oleh para perwakilan dokter dari Dinas Kesehatan se-provinsi DIY dan para akademisi. Dokter-dokter puskesmas yang hadir dihimbau untuk mengingatkan dan memberikan edukasi kepada pasien tentang faktor risiko stroke serta mengembangkan bentuk penanggulangan penyakit ini dengan lebih luas.
Bertindak sebagai pembicara pertama adalah dr. Anang Gatot Isyanto dari Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta yang memaparkan mengenai PTM dan kejadian stroke di Provinsi DIY. Pada sesi ini dibahas pula desain utama penanggulangan PTM di Yogyakarta. Sesi selanjutnya diisi oleh Pamela A. Williams, PhD dari RTI International yang menyampaikan bahasan terkait overview penelitian yang bertajuk “Pengembangan Intervensi Komunikasi Kesehatan.” Berkenaan dengan topik kedua, Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si, PhD sebagai narasumber ketiga mengelaborasi metode dan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pembicara terakhir, dr. Irsad Andi Arso, Sp.PD, M.Sc, Sp.JP menyampaikan mengenai prevensi primer dan sekunder penyakit stroke yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Sesi akhir dari acara diseminasi ini merupakan diskusi interaktif yang akan mengidentifikasi perspektif audiens mengenai materi dan hasil penelitian. Hasil diskusi ini akan digunakan sebagai bahan penelitian lanjut dan penyusunan program-program penanggulangan stroke di provinsi Yogyakarta sebagai salah satu provinsi dengan faktor risiko stroke tertinggi di Indonesia.
Sebagai bentuk kerjasama dan integrasi program, CHBP FK UGM dan RTI International akan membentuk program kolaborasi dengan Dinas Kesehatan di puskesmas-puskesmas. Program ini dirancang dalam bentuk pengembangan sistem edukasi dan implementasi penanggulangan epidemi stroke di Yogyakarta. Selain itu, kerjasama ini juga diharapkan dapat mempersiapkan Yogyakarta sebagai provinsi percontohan dalam hal penurunan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit stroke, jantung, dan pembuluh darah. [PROMKES]