Strategic Approach to Reduce Maternal and Neonatal Death in Indonesia

Sydney – Dekan Prof Ova Emilia diundang menjadi narasumber dalam forum internasional ‘Women and Health: Celebrating 50 years of ASEAN Women‘ tanggal 5-6 Oktober di University of Sydney, Australia. Forum yang digagas oleh Office for Global Health University of Sydney digelar dalam rangka memperingati 50 tahun ASEAN. Forum ini menampilkan kontribusi individu-individu luar biasa dari masyarakat ASEAN untuk saling berbagi dalam pembelajaran, pengajaran dan penelitian yang berkesinambungan sehingga memperluas  kesadaran pemahaman budaya, nilai dan tradisi. Harapannya tentu untuk meningkatkan kesehatan global di kawasan ASEAN dengan menyigi kapasitas masing-masing dalam berbagai peran dan secara positif saling menginspirasi baik itu dalam penelitian, pendidikan, praktik layanan kesehatan, advokasi dan kebijakan.  

Dengan presentasi bertajuk “Strategic approach to reduce Maternal and Neonatal Death in Indonesia“, Ova menekankan pentingnya pendekatan terpadu yang melibatkan multi sektor dan pendekatan inovatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan memantau kemajuan dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi. DI samping itu harus ada intervensi kesehatan masyarakat yang menyatu dengan intervensi individu serta perlunya perbaikan sistem rujukan (dan kerja tim).

Meskipun ada banyak perbaikan dalam layanan kesehatan, target Millenium Development Goals (MDG) 2015 tidak tercapai di Indonesia terutama yang terkait dengan kematian ibu hamil (MDG Goal 5) dan kematian anak (MDG Goal 4). Target MDG untuk Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate/MMR) adalah untuk mengurangi 390 kematian pada tahun 1990 menjadi 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Data dari Survei Demografi Kesehatan pada tahun 2012 menunjukkan angka kematian ibu masih tinggi, 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah tersebut mencerminkan masalah serius yang dihadapi Indonesia. Kegagalan mencapai target juga ditunjukkan dari angka kematian anak, termasuk bayi yang baru lahir, bayi batita dan anak balita. Untuk tingkat kematian bayi sedikit berkurang dari 34 pada tahun 2007 jadi 32 kematian per 1.000 kelahiran pada tahun 2012. Sebagian besar kematian bayi terjadi pada masa neonatal.

Kegagalan untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi dapat disebabkan oleh banyak faktor, yang kemungkinan terkait dengan program promotif, preventif dan deteksi dini. Di negara berkembang dengan sistem layanan kesehatan dan rujukan masih terbatas, ketiga pendekatan ini harus diperkuat untuk menghindari perempuan atau anak-anak termasuk dalam populasi berisiko tinggi.

Program yang diimplementasikan oleh sistem nampaknya sudah mencapai target, namun faktanya angka kematian tidak berkurang secara signifikan. Artinya, mungkin indikator target juga tidak mencerminkan target sebenarnya dalam populasi. Cakupan pelayanan antenatal lebih dari 90%, namun di sisi lain masih menghasilkan kematian ibu seperti sebelumnya. Sumber daya manusia untuk kesehatan merupakan tantangan lain, terutama untuk kompetensi dan distribusi.

Dalam konteks ini beberapa strategi inovatif dilaksanakan dan diujicobakan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta setelah melalui pembahasan bersama dengan pemangku kepentingan. Kesepakatan yang diputuskan tersebut meliputi inovasi pendekatan hulu-hilir dalam intervensi kesehatan ibu anak di tingkat kabupaten; penggunaan angka mutlak untuk memperkuat respon surveilans; penyederhanaan format audit perinatal ibu; integrasi dalam implementasi dan pengembangan pusat layanan kesehatan primer dan rumah sakit; serta koordinasi manajemen baru dalam layanan rujukan ibu dan bayi.     \sari – foto persembahan University of Sydney

Sumber: Abstrak dan Presentasi “Strategic approach to reduce Maternal and Neonatal Death in Indonesia” oleh Prof Ova Emilia, Oktober 2017.

Galeri foto

Berita Terbaru