FK-KMK UGM. Isu mengenai baby boom menjadi topik hangat dan banyak diperbincangkan sejak adanya pandemi Covid-19 dan sejak pemerintah menghimbau untuk stay at home atau work from home, yang mengharuskan interaksi yang lebih lama bagi keluarga di dalam rumah yang berpotensi terjadinya kehamilan. “UNICEF sudah mengingatkan kemungkinan akan ada peningkatan jumlah bayi yang lahir di tahun 2020 ini, yang diperkirakan akan ada 116 juta bayi lahir. Selain itu, Indonesia diperkirakan menjadi negara nomor lima dengan jumlah paling banyak bayi lahir”, ungkap dr. Sandra Frans, MPH., peneliti Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) ) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), pada webinar yang mengusung tema “Mewaspadai Baby Boom Pasca Pandemi Covid-19 Di DIY”.
Pelayanan kesehatan salah satunya pelayanan Keluarga Berencana (KB) di fasilitas kesehatan juga terdampak Covid-19, dikhawatirkan bahwa pasangan usia subur atau akseptor KB kemungkinan khawatir untuk datang ke fasilitas kesehatan, di lain pihak fasilitas kesehatan juga kekurangan Alat Pelindung Diri, sehingga timbul risiko putus-pakai pemakaian kontrasepsi yang akan berdampak kehamilan tidak direncanakan. Hal itu yang disampaikan narasumber, Dr. Ukik Kusuma Kurniawan, SKM., MPS., MA., Kepala Perwakilan BKKBN DIY, saat memaparkan materi dengan topik “Strategi dan Kebijakan BKKBN dalam Mencegah Baby Boom dalam Masa/Pasca Pandemi Covid-19 di DIY”
Selain itu, tren data capaian pelayanan KB di DIY pada periode Januari hingga April 2020 menurut data statistik rutin nasional BKKBN, bahwa cakupan penuh KB PB IUD Provinsi DIY pada bulan Januari hingga Maret 2020 rata-rata adalah 2598 akseptor, sedangkan gambaran data 75% pada April 2020 menunjukkan hanya ada 422 akseptor, terjadi penurunan yang sangat besar.
Menurur Dr. Ukik, strategi KB alternatif selama masa darurat pandemi Covid-19 dapat menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek, seperti, pil, suntik, dan kondom, dengan tujuan pasangan usia subur terlindungi oleh KB sehingga dapat mencegah baby boom. Strategi selanjutnya dengan menggerakkan secara aktif pola KIE yang gencar untuk dapat memberikan pemahaman tentang tetap perlunya peyananan KB dengan menerapkan prosedur pencegahan Covid-19. Juga dengan memberdayakan peran Penyuluh KB/Petugas Lapangan KB untuk berperan aktif dalam penggerakan pelayanan KB pada masa pandemi Covid-19. Strategi lainnya juga dengan mengembangkan aplikasi pemantauan ibu hamil untuk menjalin KB Pasca Persalinan Pasca Keguguran (KBPPPK) dan keberlangsungan pemakaian alat kontrasepsi aktif bekerjasama dengan PD IBI dan UGM.
Webinar ini juga menghadirkan narasumber, Dr. Agus Joko Pitoyo, M.A., pakar kependudukan UGM yang juga sebagai Kepala Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM, dengan topik, “Dampak Covid-19 Terhadap Kondisi Kependudukan DIY dan menghadirkan Fina Itriyati, M.A., Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, dengan materi “Analisa Sosial Potensi Baby Boom Pasca Pandemi Covid-19”.
Webinar series dengan isu-isu pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan pengendalian penduduk pada Selasa (12/05) ini melalui platform Webinar dan Streaming YouTube yang digelar PKMK FK-KMK UGM bersama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). (Vania Elysia/ Reporter)
Putus mata rantai penyebaran Covid-19, tapi jangan putus kesertaan ber-KB. Tetap tinggal dirumah, tetap gunankan kontrasepsi. – BKKBN DIY