FK-KMK UGM. Pada Kamis, 7 Maret 2024, Divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM berperan sebagai narasumber dalam kegiatan Sosialisasi Penanggulangan Bencana yang diadakan untuk seluruh kelurahan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara tersebut dilaksanakan di Joglo TP Kulon Progo, dan berlangsung dari pukul 08.30 hingga 12.30 WIB.
Kegiatan dimulai dengan sambutan dari dr. Rr. Susilaningsih, MPH, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo. Dalam sambutannya, dr. Susilaningsih mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Provinsi DIY atas inisiatif penyelenggaraan sosialisasi ini di berbagai kabupaten dan kota di DIY. Ia melaporkan bahwa acara ini dihadiri oleh perwakilan dari 144 kelurahan di Kabupaten Kulon Progo, masing-masing diwakili oleh kader kesehatan. Susilaningsih juga menekankan bahwa setiap kelurahan sudah memiliki TAGANA dan JOGOBOYO, sehingga struktur komponen penanggulangan bencana sudah memadai. Namun, masih perlu diperhatikan dan ditingkatkan kapasitas para pemangku kepentingan di masing-masing kelurahan.
Selanjutnya, dr. Dwi Hikmah Watiningsih, M.Kes, Kepala Seksi Kesehatan Dasar, Rujukan, dan Kesehatan Khusus Provinsi DIY, memberikan sambutan dan apresiasi kepada para peserta. Dwi berharap materi yang diperoleh selama sosialisasi ini dapat disebarluaskan kepada masyarakat di lingkungan masing-masing kader, serta menumbuhkan sikap kesiapsiagaan dan ketangguhan terhadap ancaman bencana.
Materi pertama disampaikan oleh Kudiyana, SKM., M.Sc., yang membahas tentang Kebijakan Penanggulangan Bencana di Provinsi DIY. Kudiyana menjelaskan tahapan penentuan status kedaruratan suatu daerah hingga dinyatakan sebagai bencana atau krisis kesehatan. Penetapan status ini berpengaruh pada sistem pembiayaan dan manajemen yang berlaku. Kudiyana menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat, khususnya dalam bidang kesehatan yang seringkali menjadi sektor paling rentan.
Materi berikutnya dibawakan oleh Apt. Gde Yulian Yogadhita, M.Epid, konsultan divisi Manajemen Bencana Kesehatan PKMK FK-KMK UGM. Gde membahas pentingnya pemahaman terhadap kapasitas wilayah dan bagaimana cara meningkatkan modal tersebut untuk mengurangi risiko bencana, baik yang bersifat alamiah maupun non-alam. Peserta tampak sangat antusias, terutama mengenai topik terkait ambulans. Gde mengingatkan bahwa dalam menghadapi suara sirine ambulans, masyarakat harus membantu melancarkan perjalanan kendaraan tersebut, sementara tugas pemerintah adalah untuk merapikan dan meregulasi ambulans.
Sebagai tindak lanjut dari sosialisasi ini, kader kesehatan diharapkan untuk melakukan pemetaan kelompok rentan dan kapasitas yang ada di daerah mereka, termasuk posko-posko dan bangunan yang dapat berfungsi sebagai shelter atau tenda pengungsian. Dinas Kesehatan Kabupaten akan terus memantau proses pemetaan ini dan melaksanakan simulasi bencana di tingkat masyarakat. Artikel ini mendukung pilar keempat dari Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu Pendidikan Berkualitas.
(Reporter: dr. Alif Indiralarasati)