FK-KMK UGM. Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Kanal Pengetahuan FK-KMK UGM menyelenggarakan Seminar Rabuan bertajuk “CAMPUS: Caring for Academic and Mental Peace in University Spaces” pada Rabu 12 Maret 2025. Acara yang digelar secara daring ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman tentang pentingnya kesehatan mental di lingkungan akademik. Kegiatan tersebut diikuti oleh mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, alumni, serta peneliti dan praktisi kesehatan masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap isu kesehatan mental.
Dalam sesi utama, dr. Ade Febrina Lestari, MSc., SpAK(K) dari Rumah Sakit Akademik UGM memaparkan tantangan yang dihadapi mahasiswa dan sivitas akademika terkait kesehatan mental. Ia menyoroti faktor pemicu seperti tekanan akademik, perubahan lingkungan, serta dinamika sosial dan pribadi yang berpotensi memengaruhi kesejahteraan. Menurutnya, penting bagi setiap individu mengenali tanda-tanda stres sejak dini serta menerapkan strategi pengelolaan yang sehat, antara lain menjaga pola hidup seimbang, mengatur waktu dengan efektif, dan tidak ragu mencari bantuan profesional.
Sementara itu, Restu Tri Handoyo, S.Psi., M.Si., PhD., Psikolog, selaku Ketua Unit Layanan Kesehatan Mental UGM, menjelaskan layanan yang tersedia bagi mahasiswa. Beragam bentuk dukungan ditawarkan, mulai dari konseling individu, kelompok dukungan, hingga inovasi berupa chatbot kesehatan mental. Layanan tersebut juga memberikan rujukan bagi mahasiswa yang membutuhkan pendampingan lanjutan, sehingga akses terhadap bantuan psikologis menjadi lebih mudah tanpa harus takut terhadap stigma.
Melalui penyelenggaraan seminar ini, FK-KMK UGM menegaskan komitmennya untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung kesehatan mental. Kesadaran yang tumbuh diharapkan mampu mengurangi stigma terhadap isu kesehatan mental sekaligus mendorong terciptanya budaya kampus yang lebih peduli dan suportif.
Upaya ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yakni SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dengan penekanan pada kesehatan mental sebagai bagian integral dari kesejahteraan; SDG 4: Pendidikan Berkualitas melalui penciptaan lingkungan akademik yang sehat; SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, dengan memberikan akses setara terhadap layanan kesehatan mental dan mengurangi stigma sosial yang masih melekat; serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Kontributor: Zilfani Fuadiyah Haq).




