Seminar Rabuan “Edukasi Dan Komunikasi Risiko Kesehatan Masyarakat: Belajar dari Penanganan Anthrax di Daerah Istimewa Yogyakarta”

FK-KMK UGM Anthrax, penyakit zoonosis yang diakibatkan oleh bakteri Bacillus anthracis, menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan hewan. Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan strategi penanggulangannya, Dinas Kesehatan DIY menyelenggarakan seminar bertajuk “Edukasi dan Komunikasi Risiko Kesehatan Masyarakat: Belajar dari Penanganan Anthrax di Daerah Istimewa Yogyakarta”.

Seminar ini menghadirkan pakar-pakar ternama di bidangnya, seperti Ibu Setiyo Harini, SKM., M.Kes, Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D., Sp.MK (K), dan Ibu Yunita Fitrianti, S.Ant, M.Sc. Para ahli memaparkan berbagai sudut pandang terkait anthrax, mulai dari situasi terkini di DIY, pendekatan One Health dan interprofesional dalam penanganannya, hingga integrasi pengetahuan lokal sebagai bagian dari solusi.

Ibu Setiyo Harini, SKM., M.Kes, menekankan pentingnya deteksi dini dan kewaspadaan terhadap penyakit zoonosis seperti anthrax. Beliau juga mendorong peningkatan kapasitas human animal interface untuk mencegah penularan penyakit dari hewan ke manusia.

Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D., Sp.MK (K), memperkenalkan pendekatan One Health dan interprofesional sebagai solusi potensial dalam penanganan anthrax. Kolaborasi lintas sektor, edukasi masyarakat secara menyeluruh, dan berbagi pengalaman penanggulangan anthrax di Gunungkidul dan DIY menjadi kunci utama.

Ibu Yunita Fitrianti, S.Ant, M.Sc, menambahkan bahwa integrasi pengetahuan lokal menjadi bagian penting dalam pendekatan One Health. Pemahaman terhadap konteks sosial dan budaya setempat, serta kombinasi antara kebijakan kesehatan dan pengetahuan lokal, dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah kesehatan seperti anthrax.

Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya anthrax dan mendorong kolaborasi lintas sektor dalam penanggulangannya. Pendekatan One Health, edukasi yang komprehensif, dan integrasi pengetahuan lokal menjadi kunci untuk mencapai kesehatan masyarakat dan hewan yang optimal, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terutama dalam hal kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan (SDG 3), Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (SDG 12), kehidupan di darat (SDG 15), dan kemitraan global untuk pembangunan (SDG 17) (Kontributor dan Foto: Yusuf, Zilfani, Ari dari Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, Kedokteran Sosial, Editor: Humas FK-KMK. Artikel ini telah diunggah di Website Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, Kedokteran Sosial)

Berita Terbaru