FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menyelenggarakan Talkshow Pengembangan Karier Tenaga Kesehatan di Era Digital pada Kamis (7/8). Talkshow ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Pionir Morfogenesis 2025 yang diselenggarakan di Halaman Gedung Tahir Foundation FK-KMK UGM. Diikuti oleh 468 mahasiswa baru, talkshow ini memiliki tujuan untuk mengenalkan peluang karier, membentuk mindset, dan mempersiapkan soft skill dalam menghadapi dunia profesional di era digital.
Talkshow ini turut menghadirkan beberapa pembicara, diantaranya; dr. Tirta Mandira Huhdi, M.B.A selaku alumni Prodi Kedokteran angkatan 2009 dan content creator; Elina Chriniati, S.Kep., Ns., MPH selaku alumni Prodi Keperawatan angkatan 2002 dan Kepala Seksi Surveilans, Imunisasi, dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul; dan Ruth Audy Alexander, S.Gz., MPH selaku alumni Prodi Gizi angkatan 2011 dan Research Spesialist di Kalbe Nutritionals, PT. Sanghiang Perkasa.
Pada kesempatan ini, dr. Tirta menyampaikan motivasi terkait perjuangannya di masa perkuliahan sebagai mahasiswa Kedokteran dan menjalankan bisnis. Selain itu, dr. Tirta turut menegaskan pentingnya leadership, public speaking, dan networking sebagai soft skill dasar dalam memanfaatkan peluang karier, baik di dalam maupun di luar bidang kesehatan.
“Pada bidang kesehatan, semua profesi memiliki kebutuhan soft skill yang sama dikarenakan terdapat orientasi memanusiakan manusia menjadi dasar pertimbangan penting dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” kata dr. Tirta.
Audy turut menceritakan pengalamannya dalam berkarier di bidang industri dengan tetap memanfaatkan sentuhan keilmuan di bidang kesehatan. Audy berpesan kepada mahasiswa baru bahwa tidak semua background pendidikan kesehatan harus berkarier di bidang serupa. Terdapat peluang lain yang bisa dimanfaatkan selama ada keinginan untuk banyak mengeksplorasi pembelajaran di luar kelas selama menjadi mahasiswa.
“Walaupun saya memiliki background gizi, saya berkarier di bidang industri dan berkolaborasi dengan lintas profesi. Pengalaman ini justru memberikan pembelajaran bahwa pentingnya penguasaan soft skill untuk menunjang kesiapan diri dalam bekerja di luar bidang kesehatan,” kata Audy.
Sementara itu, Elina menyampaikan pengalamannya berkarier di bidang pemerintahan dengan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Elina menegaskan, dengan memilih berkarier di pemerintahan, background pendidikan di bidang kesehatan justru membuka peluang baru untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik di masyarakat.
“Saya semula ingin berkarier secara klinis. Namun, berhubung saya ditempatkan di Dinas Kesehatan, banyak pembelajaran dan kontribusi yang bisa diberikan dengan berkolaborasi lintas profesi untuk tujuan kesehatan itu sendiri,” kata Elina.
Lebih lanjut, kegiatan talkshow pada Pionir Morfogenesis 2025 ini sejalan dengan beberapa poin dalam Sustainable Development Goals, di antaranya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dikarenakan terdapat pemaparan perbandingan perspektif peluang karier di bidang kesehatan; SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan menekankan pentingnya penyesuaian pendidikan dan dunia kerja; SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi dengan menekankan pentingnya soft skill penunjang persiapan karier profesional; dan SDG 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan dengan menegaskan pentingnya kolaborasi lintas profesi dan keilmuan dalam dunia kerja profesional. (Reporter/Tedy)




