Semangat untuk Bermanfaat bagi Masyarakat melalui Penelitian

FK-KMK UGM. Menjadi ilmuwan mungkin bukan sesuatu yang selalu dicita-citakan oleh dr. Ita. Meski sejak kecil telah mengenal ilmuwan besar melalui komik Seri Tokoh Dunia, yang mengenalkannya dengan kehidupan beberapa pemenang Nobel, selama masa sekolah dr. Ita justru tertarik dengan aktivitas olahraga.

Tak ada yang menduga bahwa akhirnya dr. Ita kini tertarik dengan dunia riset dan penelitian dalam upaya untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) terutama poin SDGs4 yaitu Pendidikan Berkualitas. Dirinya mulai menunjukkan ketertarikan dalam bidang riset dan penelitian saat dalam masa pendidikan. Saat S2, dan S3, dr. Ita melakukan penelitian tentang rambut di University of Melbourne, Australia. “Riset-riset yang saya lakukan tentang karakterisasi stem cell atau sel punca yang berada pada akar rambut, menurut saya penelitian tentang sel tersebut sangat menarik,” jelasnya.

Karena ketertarikannya dengan dunia riset, dr. Ita yang memiliki nama lengkap dr. Agnes Rosarina Prita Sari, M.Phil (Departemen Dermatologi dan Venereologi FK-KMK UGM) akhirnya terpilih menjadi salah satu delegasi Ilmuwan Muda Indonesia yang mengikuti 72nd Lindau Nobel Laureate Meeting. Lindau Nobel Laureate Meeting tahun 2023 ini berfokus pada topik Physiology/Medicine.

dr. Ita menjelaskan bahwa proses seleksi pada awalnya dilakukan dalam lingkup nasional melalui pengisian form yang terdiri atas curriculum vitae, road map penelitian, motivasi mengikuti kegiatan tersebut, dan surat rekomendasi dari ilmuwan bertaraf internasional. “Setelah lolos seleksi di Indonesia, seleksi dilanjutkan dengan pendaftaran melalui website Lindau Nobel Laureate Meeting. Seleksi dari Lindau Nobel lebih detail, dengan mencakup pengalaman mengajar, penelitian, publikasi, dan prestasi,” tambah dr. Ita.

Menurut dr. Ita, salah satu motivasinya mengikuti kegiatan ini adalah paparan dari para penerima nobel yang inspiratif bagi dirinya. “Delegasi akan dibagi ke dalam beberapa kelompok yang di dalamnya ada salah satu penerima nobel pilihan kita, di mana satu orang pemenang Nobel akan berdiskusi secara intens dengan sepuluh ilmuwan muda. Jadi, selain bisa bertanya langsung kepada para penerima nobel, delegasi juga bisa saling bertukar pendapat,” ungkapnya.

Terdapat banyak kegiatan yang akan diikuti oleh para delegasi sejak 25 Juni sampai 30 Juni 2023 nanti, seperti kuliah yang diberikan oleh para pemenang Nobel, presentasi penelitian ilmuwan muda, diskusi dalam kelompok besar, hingga social event. “Ini adalah kesempatan langka sekali seumur hidup karena topik yang dibawa setiap tahun berbeda-beda, seperti tahun ini Fisiologi/Kedokteran, tahun 2024 dengan topik Fisika, tahun 2025 dengan topik Kimia dan Ekonomi dan 2026 dengan topik interdisipliner sebelum siklus topik tersebut berulang lagi. Ilmuwan muda hanya dapat mengikuti acara ini satu kali kecuali ilmuwan muda tersebut menjadi pemenang Nobel yang lalu akan diundang pembicara. Jadi, saya akan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin, karena selain ada kesempatan untuk bertemu pada penerima Nobel, acara ini juga ditujukan untuk inisiasi kolaborasi penelitian antar-ilmuwan muda dari segala penjuru dunia,” ujar dr. Ita.

dr. Ita bercerita bahwa melalui keikutsertaannya dalam Lindau Nobel Laureate Meeting ini dirinya bisa termotivasi untuk terus berkembang supaya bisa bermanfaat bagi orang banyak. “Saya menyadari bahwa ilmuwan ternyata bisa memberikan sumbangsih untuk masyarakat melalui penemuannya, seperti pandemi COVID19 ini dapat berakhir dengan adanya vaksin yang ditemukan oleh ilmuwan, bahkan salah satu pemilik hak paten vaksin AstraZeneca berasal dari Indonesia,” tambahnya. Dirinya juga mengatakan bahwa di Indonesia saat ini sudah banyak penelitian berbasis laboratorium. Ilmuwan muda Indonesia bisa memanfaatkan ini agar bisa bermanfaat bagi orang banyak melalui penelitian. “Bisa juga menempuh pendidikan di luar negeri dan kembali ke Indonesia untuk mempraktekkan ilmunya atau juga bisa menempuh pendidikan S2 dan S3 di Indonesia karena juga sudah banyak peneliti ternama di Indonesia dengan fasilitas laboratorium yang bagus,” tambah dr. Ita.

dr. Ita berharap ilmuwan muda Indonesia bisa lebih aktif dalam kegiatan seperti ini. Perlu diketahui bahwa para delegasi berasal dari berbagai kalangan, bahkan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan. Kesempatan selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin mengembangkan diri dan bermanfaat bagi orang lain. Agenda ini juga selaras dengan SDGs 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Reporter/Nirwana:Editor/Harini).