Risiko Kebutaan Mengancam Penderita Diabetes

FK-UGM. Agar bisa berfungsi optimal, tubuh memerlukan asupan nutrisi lengkap dan tepat. Asupan nutrisi yang tidak tepat bisa menyebabkan berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah diabetes yang disebabkan oleh tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini juga bisa disebut sebagai penyakit yang disebabkan adanya kelainan reaksi kimia dalam hal pemanfaatan yang tepat atas karbohidrat, lemak, dan protein dari makanan karena ketidakcukupan pengeluaran atau kurangnya insulin.

Saat ini, dunia sedang menghadapi epidemi diabetes yang belum pernah terjadi sebelumnya. The International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa ada 415 juta orang dewasa yang hidup dengan diabetes di seluruh dunia. Tidak ada negara yang kebal dari epidemi ini. Bahkan 70 persen dari penderita diabetes tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Penyakit diabetes akan muncul apabila masyarakat kurang gerak/malas, makan berlebih, tidak terkontrol, adanya risiko kehamilan maupun saat tubuh kekurangan memproduksi hormon insulin. “Umumnya mereka kemudian akan menunjukkan gejala penurunan badan tanpa sebab yang jelas, banyak makan minum, sering kencing terutama di malam hari, cepat lelah dan mengantuk, gatal-gatal di kemaluan, penglihatan kabur, maupun luka yang sulit untuk sembuh,” terang ahli endokrinologi kesehatan RSUP Dr. Sardjito, dr. Raden Bowo Pramono yang juga dosen Fakultas Kedokteran UGM ini saat mengisi talkshow “Gangguan Mata karena Diabetes dan Pola Asupan Nutrisi”, Rabu (12/7) di ruang theater gedung Perpustakaan lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM.

Beberapa penderita diabetes menyadari bahwa penyakitnya tersebut bisa berpengaruh terhadap penglihatan. Akan tetapi, masih cukup banyak juga penderita diabetes yang tidak menyadari risiko itu. “Sebagian besar pasien datang dalam kondisi lanjut sampai dengan terjadi komplikasi pada mata yang sering disebut sebagai retino diabetik dan bisa meningkatkan risiko kebutaan,” terang pakar ilmu kesehatan mata Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Dr. Suhardjo, S.U., SpM(K).

Prof. Suhardjo menegaskan bahwa sudah saatnya masyarakat maupun penderita diabetes perlu melakukan upaya preventif untuk mengurangi risiko penyakit diabetes yang sering disebut sebagai ‘silent killer’. Mulai dari melakukan pengecekan kadar gula darah sampai dengan pemeriksaan mata rutin per tahun ke dokter spesialis.

Dokter Raden Bowo Pramono mengungkapkan bahwa diabetes tidak bisa sembuh, hanya bisa dikontrol. Melalui apa?. “Olah raga rutin dan pola makan sedikit-sedikit tetapi sering menjadi kontrol yang baik bagi diabetes,” tegasnya di sela-sela diskusi. Hal tersebut juga disampaikan oleh ahli gizi kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, Perdana Samekto, SGz., MSc., Dietisien bahwa terapi gizi bagi penderita diabetes bisa dilakukan melalui 3J yaitu Jumlah, Jenis, dan Jadwal.

“Perlu diingat bahwa asupan nutrisi masing-masing orang berbeda, oleh karenanya kebutuhan kalori dan gizi pun perlu disesuaikan dari sisi jumlah dan jenis dengan jadwal lebih sering yakni 3 makan utama dan 3 makan selingan,” imbuhnya.

Talkshow yang diselenggarakan selama kurang lebih tiga jam dengan moderator Eri Yanuar AB., S.Kep., Ns., MN.Sc(IC) ini diharapkan mampu memberikan edukasi dan informasi kesehatan bagi masyarakat awam terkait penyakit faktor risiko diabetes serta kesesuaian asupan nutrisi bagi penderitanya. (Wiwin/IRO; Foto: Aryo)

Berita Terbaru