Selasa (23/2) Rinosinusitis kronis disertai dengan polip hidung adalah suatu penyakit inflamasi yang melibatkan mukosa hidung dan sinus paranasal, dapat mengenai satu atau lebih mukosa sinus paranasal dan disertai dengan timbulnya masa lunak bertangkai, berwarna putih keabu-abuan, jernih, mengandung cairan yang dapat tumbuh secara tunggal maupun bergerombol pada mukosa hidung dan sinus paranasal, seperti dikutip dalam pendahuluan disertasi untuk ujian terbuka Doktor Luh Putu Lusy Indrawati yang diselenggarakan pada tanggal 23 Februari 2016 di Fakultas Kedokteran UGM. Rinosinusitis dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, gangguan kualitas hidup yang berat, menyebabkan beban keuangan yang cukup luas pada masyarakat umum, di mana terjadi peningkatan prevalensi hampir di semua Negara. Penyakit ini merupakan penyakit yang paling sering dijumpai di masyarakat.
Kegelisahan Doktor Lusy pada kasus ini dimulai pada tahun 2004-2007 di mana tercatat antara 4,2-5,6% dari jumlah kunjungan pasien di Bagian THT RSUP Dr. Sardjito terdiagnosis sebagai penderita rinosinusitis kronis dan menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Penurunan jumlah pasien rinosinusitis dikarenakan adanya perubahan kebijakan sistim rujukan oleh pemerintah mengenai jaminan kesehatan, bukan karena terjawabnya problem klinis ini secara mendasar. Hal ini mengakibatkan penderita rinosinusitis yang datang di RSUP Dr. Sardjito adalah penderita yang memerlukan bedah yang lebih kompleks. Meminjam pernyataan Mygind (1997) seperti yang dikutip oleh Doktor Lusy, penyebab polip hidung adalah multifaktoral. Terapi yang diberikan –pun pada akhirnya memberikan hasil yang tidak memuaskan. Angka kekambuhan tinggi dan polip hidung ini masih menjadi masalah kesehatan.
Mengapa ini terjadi? Pengetahuan tentang mekanisme yang mendasari pathogenesis rinosinusitis kronis belum dikaji lebih mendalam. Penelitian yang dilakukan oleh Doktor Lusy adalah bertujuan untuk menganalisis peran virus Epstein-Barr terhadap timbulnya polip hidung pada penderita rinosinusitis kronis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pengembangan ilmu kedokteran khususnya di bidang rinologi yakni didapatkan adanya bukti hubungan antara infeksi kronis virus Epstein-barr dengan terbentuknya polip hidung pada penderita rinosinusitis kronis dan mengetahui peran virus Epstein-Barr melalui ekspresi protein EBNA-1, demikian pemaparan Doktor Lusy. (Wiwin/IRO)
[1] Sumber: Disertasi Dr.dr. Luh Putu Lusy Indrawati, M.Kes., Sp.THT-KL(K), Peran Virus Epstein-Barr pada Penderita Rinosinusitis Kronis dengan Polip Hidung Kajian Terhadap Kadar Ekspresi Protein MMP-9 dan TIMP-1, 2016