Registrasi Kanker sebagai Pengendali Kanker

Registrasi kanker merupakan komponen penting dalam program pengendalian kanker. Registrasi kanker mencatat kasus-kasus dalam suatu wilayah, dan menjadi sumber informasi mengenai angka kejadian kanker serta angka kematian akibat kanker. Data tersebut sangat bermanfaat dalam perencanaan dan evaluasi program pengendalian kanker, baik di tingkat rumah sakit, regional, nasional, dan global.

Indonesia masih belum memiliki data kanker berbasis populasi yang dapat mewakili seluruh demografi dengan kualitas baik. Untuk memperoleh data tersebut, dibutuhkan setidaknya data dari 14 provinsi, termasuk salah satunya Daerah Istimewa Yogyakarta. Di DIY sendiri pengembangan registrasi kanker berbasis populasi akan dimulai di Kabupaten Sleman.

Untuk pengembangan registrasi kanker diperlukan banyak pelatihan-pelatihan, baik mengenai teknis pelaksanaan registrasi, maupun pada aspek lainnya seperti analisis dan pelaporan. Untuk itu, Fakultas Kedokteran UGM dan RSUP Dr Sardjito, bekerja sama dengan National Cancer Institute Thailand dan International Agency for Research on Cancer (IARC), mengadakan lokakarya regonal registrasi kanker pada tanggal 4-6 Mei 2016 di Ruang Senat KPTU lt 2 FK UGM.

dr. Susanna Hilda Hutajulu, PhD, SpPD-KHOM menyampaikan bahwa registrasi di rumah sakit merupakan persiapan bagi RSUP Dr Sardjito untuk menjadi pusat data bagi registrasi kanker di wilayah DIY. Adapun pemaparan pentingnya pengembangan registrasi kanker dalam skala nasional oleh dr. Evlina Suzana, SpPA(K) yang mewakili Komisi Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Republik Indonesia dan sekaligus sebagai ketua Registrasi kanker Jakarta.

Berdasar rencana Kementrian Kesehatan, cakupan Registrasi Kanker Jakarta akan diperluas ke-14 area di Indonesia, untuk dapat mencakup hampir 14% populasi Indonesia. Acara lokakarya ini sendiri merupakan momentum yang baik untuk mendidik calon pelaksana registrasi kanker, tidak hanya di Yogyakarta, namun juga di berbagai tempat yang telah ditunjuk tersebut. Selain pelatihan di Yogyakarta ini, selanjutnya pelatihan berkala akan dilaksanakan di 14 area tersebut.

Pelatihan hari pertama, peserta diperkenalkan dengan registrasi kanker dan bermacam tipenya. Program registrasi kanker untuk pembentukan data base diperkenalkan pada hari kedua pelatihan. Melalui software standard canreg5 narasumber berinteraksi secara aktif dengan peserta, hingga peserta dapat memahami dasar pembuatan data base serta analisis data yang telah direkapitulasi. Di hari terakhir peserta mendiskusikan kualitas data dan membahas kode diagnosis menurut standard WHO yaitu ICD-O 3.

Kedepan diharapkan registrasi kanker di tingkat nasional akan terwujud. dr FX Ediati, SpPA(K) yang mewakili panitia juga menekankan agar kerjasama antara organisasi internasional tetap berlanjut dan saling mendukung dalam pembangunan registrasi kanker dengan standar internasional, sebagai dasar untuk tindakan prevensi dan penanggulangan kanker. (Ariane Yudhianti)