Raih Doktor Usai Teliti Pentahapan Tumor Otak Primer

img_3943

FK-UGM. Tumor otak primer atau Astrositoma merupakan tumor otak yang paling banyak terjadi pada orang dewasa terutama di hemisfer serebri. Astrositoma memiliki kecenderungan yang dapat dikatakan permanen untuk terus berkembang ke grading histopatologik atau pengamatan terhadap jaringan yang diduga terganggu untuk menentukan tahapan penyakit yang lebih tinggi menjadi bentuk paling ganas, yakni grade IV yang sering disebut sebagai glioblastoma (tumor otak ganas).

Grading histopatologik tumor merupakan faktor yang mempengaruhi pemilihan terapi, terutama untuk menentukan radiasi dan kemoterapi yang tepat bagi pasien. Kesulitan dalam grading histopatologik astrositoma seringkali dirasakan, terlebih lagi dengan terbatasnya jaringan tumor yang tersedia karena sulitnya operasi untuk mendapatkan material biopsi tumor.

Permasalahan inilah yang melatarbelakangi staf pengajar di Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UGM, dr. Rita Cempaka Sulistyaningsih, Sp.PA untuk mengkaji lebih lanjut mengenai ekspresi P13k, Akt, dan mTOR sebagai komponen jaras sinyal p13K/Akt/mTOR dalam  hubungannya dengan tingkat proliferasi, infiltrasi dan grading histopatologik astrositoma, yang telah dipertahankan dalam ujian terbuka program Doktor Fakultas Kedokteran UGM, Senin (5/12) di gedung Radioputro.

“Grading histopatologik astrositoma dapat diartikan sebagai perilaku biologik astrositoma. Mitosis sangat penting dalam menentukan grading tumor”, tegas peraih gelar Doktor UGM ke-3.425 dan Doktor Fakultas Kedokteran UGM ke-277 ini.

Rita Cempaka Sulistyaningsih, dalam penelitian yang dipromotori oleh Prof. Dr. dr. Soeripto, Sp.PA(K) ini berhasil menyimpulkan bahwa ekspresi mRNA-P13K, mRNA-Akt, mRNA-mTOR dan mRNA-Ki67 tidak dapat digunakan untuk membedakan derajat histopatologik astrositoma. Selain itu, Rita juga menyimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antara mRNA-P13K, mRNA-Akt dan mRNA-mTOR dengan grading histopatologik astrositoma. (Wiwin/IRO).

Berita Terbaru