Raih Doktor Usai Teliti Gangguan Saluran Cerna

FK-KMK UGM. Konstipasi merupakan salah satu gangguan saluran cerna fungsional yang sering ditemukan pada anak. Di Amerika Serikat, konstipasi ini menyebabkan 3 persen kunjungan  ke dokter anak dan lebih dari 25 persen kunjungan ke dokter anak konsultan gastroenterology. Bahkan biaya yang dibutuhkan untuk beorbat bagi anak dengan konstipasi fungsional tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak normal.

Konstipasi dapat disebabkan oleh kelainan struktural dan konstipasi fungsional. Konstipasi akibat kelainan struktural terjadi melalui proses obstruksi aliran tinja, sedangkan konstipasi fungsional berhubungan dengan gangguan motilitas kolon atau anorektal. Sedangkan konstipasi yang dikeluhkan oleh sebagian besar pasien umumnya merupakan konstipasi fungsional, di mana 40 persen di antaranya terjadi sejak usia 1-4 tahun.

Paparan ini disampaikan oleh staf pengajar bagian ilmu kesehatan anak, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, dr. Elsye Souvriyanti, SpA., Selasa (22/1) di auditorium gedung Tahir Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK UGM).

“Pendapat umum yang telah berkembang sejak lama adalah bahwa konstipasi fungsional cenderung terjadi pada pasien yang memiliki riwayat keluarga dengan keluhan yang sama. Hal tersebut mengindikasikan bahwa faktor genetik berperan dalam konstipasi fungsional, maupun mutasi gen yang terkait belum ditemukan,” paparnya.

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui polimorfisme gen SERT dan gen β2AR terhadap kejadian konstipasi fungsional pada anak ini dilakukan pada 116 subjek dengan pendekatan laboratorium.

Serotonim Reuptake Transporter (SERT) merupakan neurotransmitter yang terdapat di saluran cerna, sistem saraf pusat, trombosit dan kelenjar pineal. Serotonin sebagian besar (90%) disekretsi oleh sel-sel EC dan neuron serotonergic enteric dari pleksus mienterika (10%), karena itu sel EC adalah sumber utama serotonin di saluran gastrointestinal.

Penelitian yang dipromotori oleh  Prof. Dr. Mohammad Juffrie, SpA(K)., PhD ini berhasil menyimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna secara statistik antara genotype SERT dengan kejadian konstipasi fungsional pada anak (p<0.001). Dan tidak didapatkan hubungan bermakna secara statistik antara genotype β2AR dengan konstipasi fungsional pada anak (p=0.143). Terdapat hubungan bermakna secara statistik pada analisis kombinasi genotype SERT dan β2AR. (Wiwin/IRO)