FK-KMK UGM. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Public Health Symposium (PHS) 15th pada Kamis (20/11/2025). Kegiatan dilaksanakan secara luring dan daring di Auditorium FK-KMK UGM. Pada tahun ini, seminar PHS mengangkat tema “Feeding the Future: Lessons Learned to Improve Free Meal Programs on Effectiveness and Food Safety”, untuk memperkuat upaya perbaikan kebijakan pangan bergizi di Indonesia.
PHS 15th menghadirkan tiga pembicara yang membahas berbagai pembelajaran penting dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ketiga narasumber antara lain Surya Windari dari Badan Gizi Nasional (BGN) Republik Indonesia, Dr. Mizuho Ogikubo dari Toyo Foods Co., Ltd., dan Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD., Ph.D., dosen Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM.
Pada sesi pertama, Surya Windari dari BGN memaparkan tentang pelaksanaan MBG di Indonesia, mulai dari pengolahan makanan hingga distribusi. Surya menyebut, program MBG dirancang untuk menanggulangi tiga beban malnutrisi Indonesia, antara lain kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan defisiensi mikronutrien. Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, MBG telah dibagikan kepada anak sekolah, ibu hamil, hingga ibu menyusui.
“Kami memiliki pedoman tentang bagaimana sistem dan tata kelolanya, mengedukasi, memilih mitra yayasan, menyalurkan makanan di bulan Ramadan dan libur sekolah, bagaimana distribusi agar tidak ada kesalahan dan keracunan, serta sertifikasi keamanan pangan,” kata Surya.
Pada sesi kedua, Mizuho menerangkan tentang Toyo Foods Co., Ltd, perusahaan yang khusus menangani makanan sekolah di Jepang. Mizuho menjelaskan tentang sejarah makanan sekolah gratis di Jepang, pelaksanaan program makanan sekolah gratis, sinergi antara pemerintah dan Toyo Foods dalam menyediakan makanan tersebut, dan proses kerja Toyo Foods dalam mengolah hingga makanan selesai disantap.
“Makanan sekolah gratis di Jepang berevolusi dari dukungan sekolah menjadi peningkatan gizi hingga pendidikan pangan. Perbaikan dalam proses pengelolaan makanan dapat secara signifikan mengurangi penyakit bawaan dari makanan. Aturan operasional yang jelas juga sangat penting. Pemantauan dan pelatihan berkelanjutan kepada para pengolah makanan merupakan pendorong utama untuk memastikan kualitas makanan terjaga,” terang Mizuho.
Pada sesi terakhir, Tony Arjuna turut berbagi wawasan mengenai MBG. Tony menyebut, MBG akan berjalan dengan baik jika diberikan kepada kelompok yang tepat, yaitu kelompok masyarakat dengan kemampuan ekonomi rendah hingga menengah. Tony juga menekankan pentingnya pemerataan dalam penyaluran MBG di Indonesia.
“Kita ingin anak-anak tidak hanya mendapatkan makanan di sekolah, tetapi mereka juga belajar tentang apa yang mereka butuhkan dalam makanan. Dengan melihat apa yang mereka makan (pada MBG), mereka akan dapat memberikan wawasan tentang makanan yang sehat dan tidak sehat kepada orang tua mereka,” ujar Tony.
Seminar Public Health Symposium 15th merupakan salah satu kegiatan FK-KMK UGM yang mendukung tercapainya beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu SDG 2: Tanpa Kelaparan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dan SDG 4: Pendidikan Berkualitas. Kepada para peserta seminar yang terdiri atas mahasiswa Magister IKM, peneliti, dan ahli gizi, PHS 15th memberikan akses terhadap pendidikan ketahanan pangan dan bagaimana menjalankan produksi pangan yang sehat, sehingga dapat mengetahui solusi dalam mengatasi kekurangan gizi secara efektif dan efisien di Indonesia.
Selain itu, kegiatan ini turut mendorong tercapainya SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur; SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Pengetahuan mengenai pengolahan makanan bergizi yang sesuai standar kesehatan dapat mendorong inisiasi kemitraan global dalam menciptakan inovasi pengelolaan makanan bergizi di Indonesia dengan tetap memperhatikan lingkungan ekologis, sehingga tercapai keadilan kesehatan di seluruh Indonesia. (Penulis: Citra/Humas).



