Proses Transplantasi Ginjal dan Dampaknya bagi Donor

FK-KMK UGM. Gagal ginjal merupakan salah satu jenis penyakit yang memerlukan penanganan khusus berupa cuci darah dan transplantasi ginjal supaya pasien bisa menjalani hidup normal. Hal ini dilakukan karena ginjal penderita tidak bisa berfungsi dengan normal tanpa tindakan tersebut.

Dalam Bincang Sehat RAISA (Radio Indonesia Sehat) pada Selasa (28/2) dengan judul “Mengenal Transplantasi Ginjal”, dr. Tanaya Ghinorawa Sp.U(K) dari Departemen Ilmu Bedah FK-KMK mengatakan bahwa ada 3 jenis penanganan pasien gagal ginjal. “Pertama adalah cuci darah, kedua cuci darah melalui membran perut, dan terakhir penanganan dengan transplantasi ginjal,” jelasnya.

Menurut dr. Tanaya, proses transplantasi ginjal dilakukan dengan memindahkan ginjal dari donor dan dipasangkan ke resipien sehingga resipien memiliki 3 ginjal. “Persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan transplantasi ginjal adalah memastikan kecocokan antara donor dan resipien sehingga ginjal tidak hanya berfungsi sementara tapi seumur hidup,” terang dr. Tanaya. Indikator kecocokan ginjal antara donor dan resipien dapat dilihat dari golongan darah dan HLA (Human Leukocyte Antigen).

dr. Tanaya menegaskan bahwa donor disebut demikian karena sifatnya adalah sukarela. Harus dipastikan bahwa tidak ada transaksi terjadi antara donor dan resipien. “Bagi donor, hidup dengan 1 ginjal saja masih memungkinkan asal dirinya menjalani pola hidup sehat,” tambahnya.

Kegiatan edukasi kepada masyarakat ini tidak hanya meningkatkan kesadaran akan proses transplantasi ginjal, tetapi juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3, yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Nirwana/Reporter;Vincent/Editor)