FK-KMK UGM. Permasalahan sampah menjadi salah satu isu utama lingkungan di banyak kota di Indonesia termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah dan masyarakat tengah berupaya keras untuk mengatasi tantangan ini. Berdasarkan hasil identifikasi, sebagian besar dari total sampah yang dihasilkan oleh limbah rumah tangga, sekitar 68%, adalah sampah organik yang kebanyakan berasal dari sisa-sisa bahan makanan yang dianggap tidak memiliki nilai ekonomis seperti sampah kulit buah, sayuran, dan dedaunan. Kondisi ini seringkali mengakibatkan penumpukan sampah organik tanpa penanganan yang tepat sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan dan bahkan dapat menyebabkan penyebaran penyakit.
Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada menanggapi permasalahan tersebut dengan menginisiasi kegiatan pengabdian “Pemberdayaan Lansia dalam Program Lansia PLUS (Peduli Lingkungan Untuk Kesehatan) sebagai upaya Peningkatan Kualitas Hidup Lansia”. Dengan memanfaatkan potensi lansia secara optimal, tim pengabdian masyarakat ingin dapat menciptakan gerakan yang kuat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, yang akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi bumi dan generasi mendatang. Salah satu bagian dari kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 Mei 2024, mengumpulkan para lansia untuk mengikuti proses pembuatan eco-enzyme.
Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan Kesehatan Lansia dengan melibatkan Lansia dalam kegiatan postif yang berkelanjutan berupa pengelolaan kebersihan lingkungan dan pencemaran lingkungan dengan pembuatan pupuk organik, pembuatan eco enzyme dan pembuatan kebun dengan pemanfaatan lahan sempit di Kelurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman.
Kegiatan pembuatan eco enzyme dan pupuk organik ini dapat mendorong tercapainya beberapa tujuan dalam indikator Sustainable Development Goals (SDGs). Kegiatan ini merupakan upaya pemeliharaan kesehatan bagi lansia agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sehingga dapat mendukung tercapainya SDG 3 yaitu kehidupan yang sehat dan sejahtera. Pemanfaatan sampah organik menjadi salah satu metode penanganan sampah dimana hal ini mendukung target SDG 11 mengenai kota dan permukiman yang berkelanjutan yaitu mengurangi dampak merugikan dari lingkungan pada perkotaan. Kolaborasi dalam kegiatan ini dapat mendorong tercapainya SDG 17 tentang menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan. (Kontributor: Resha Ayu/Editor: Putri)