FK-KMK UGM. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menggelar acara Visiting Professor Guest Lecture bersama Prof. Kichul Shin, MD. Ph.D., seorang ahli reumatologi dari Seoul National University. Acara yang diselenggarakan di Auditorium FK-KMK UGM ini dihadiri lebih dari 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa, residen, serta peserta umum.
Acara ini dibuka dengan sambutan hangat dari Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, SpPD-KR yang menyatakan kekagumannya atas kuliah yang disampaikan.
“Kuliah yang sangat baik, dengan prototipe yang luar biasa dari seorang ahli. Kehadiran Anda sangat bermanfaat bagi kami, Prof. Shin,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Ayu Paramaiswari, SpPD-KR juga menyampaikan pentingnya kolaborasi internasional dalam pengembangan FK-KMK UGM.
“Internasionalisasi adalah salah satu visi inti FK-KMK, dan kolaborasi yang berdampak sangat penting,” ujarnya.
Prof. Kichul Shin menyampaikan materi mengenai gout atau asam urat dalam kuliah yang berjudul “The Ultimate Gout Case Series: Reduce the Urate ‘Burden’ in Patients”. Ia menjelaskan bahwa gout merupakan penyakit metabolik yang terjadi akibat peningkatan kadar urat dalam tubuh, seringkali ditandai dengan arthritis akut atau kronis yang disebabkan oleh pengendapan kristal monosodium urat (MSU) pada sendi dan jaringan ikat.
“Gout sering kali menyerang pria paruh baya hingga lanjut usia, serta wanita pascamenopause,” jelas Prof. Shin.
Ia juga menekankan risiko deposisi kristal urat pada ginjal yang dapat menyebabkan nefrolitiasis atau batu ginjal urat.
Salah satu kasus yang diangkat adalah pasien pria berusia 52 tahun dengan riwayat diabetes melitus, yang mengalami serangan gout akut. Pasien tersebut mengalami nyeri mendadak di kaki kirinya yang memburuk dalam hitungan jam. Pemeriksaan klinis menunjukkan tekanan darah 145/95 mmHg, indeks massa tubuh (BMI) 28, kadar asam urat serum 7,1 mg/dL, serta kreatinin serum 2,1 mg/dL.
Prof. Shin juga membahas strategi penanganan serangan gout, termasuk pilihan terapi anti-inflamasi seperti NSAID dan kortikosteroid, serta pentingnya penyesuaian dosis obat penurun kadar asam urat (ULT) pada setiap pasien.
“Penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti kepatuhan pasien, aksesibilitas ke fasilitas kesehatan, serta preferensi pasien dan dokter dalam menentukan langkah terapi,” tambahnya.
Kegiatan ini menjadi wujud komitmen FK-KMK UGM terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera (SDG 3), Pendidikan Berkualitas (SDG 4), Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (SDG 12) serta Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan (SDG 17). (Isroq Adi Subakti/Reporter)