Prof Detty Raih Guru Besar FK-KMK UGM Bidang Ilmu Kedokteran Fetomaternal

FK-KMK UGM. Prof. dr. R. Detty Siti Nurdiati Z., M.PH., Ph.D., Sp.OG, Subsp.KFm. dari Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih gelar baru sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Pengukuhan dilaksanakan di Balai Senat UGM pada Kamis (10/4/2025).

Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., mengungkapkan bahwa Prof. Detty merupakan satu dari 528 guru besar aktif di UGM. “Dan di tingkat fakultas merupakan salah satu dari 75 Guru Besar aktif, dari 102 Guru Besar yang pernah dimiliki Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan,” kata Prof. Ova.

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Peran Kedokteran Fetomaternal dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Ibu dan Bayi: Suatu Pendekatan Epidemiologi, Prof. Detty menerangkan bahwa angka kematian ibu dan bayi masih sangat tinggi di Indonesia. Pendekatan epidemiologi memungkinkan untuk menganalisis secara sistematis dan berbasis data mengenai pola penyebab serta dampak masalah kesehatan di masyarakat, membantu mengidentifikasi faktor risiko, mengevaluasi efektivitas intervensi, serta menyusun rekomendasi kebijakan berbasis bukti ilmiah.

Pada beberapa tahun terakhir, Prof. Detty menyebutkan angka kematian ibu dan bayi telah menurun. Namun, penurunan tersebut masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs). Terjadi pergeseran penyebab kematian ibu di Indonesia, yang semula adalah perdarahan, hipertensi, dan infeksi, menjadi komplikasi nonobstetri, hipertensi dalam kehamilan, dan perdarahan.

“Perubahan pola penyebab kematian penyakit ibu ini menarik untuk diteliti lebih lanjut dari berbagai macam aspek, sebagai upaya menjawab tantangan dalam peningkatan kualitas kesehatan ibu dan bayi. Identifikasi faktor risiko menjadi sangat penting sejak masa prakonsepsi, masa kehamilan, saat persalinan, sampai dengan pascapersalinan agar penanganannya menjadi komprehensif,” jelas Prof. Detty.

Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-KMK UGM itu mengatakan, strategi penanganan yang komprehensif harus berdasarkan pada praduga bahwa setiap kehamilan itu berisiko dan tidak ada kehamilan yang benar-benar bebas dari kemungkinan komplikasi. Pelayanan kesehatan ibu harus menjadi prioritas program kesehatan nasional dan ditangani secara serius melalui kolaborasi dengan semua stakeholders.

“Luaran kehamilan yang optimal, baik luaran ibu maupun janin, akan mendukung penurunan angka kematian ibu dan bayi yang merupakan indikator kesehatan suatu negara. Peran seorang dokter obstetri dan ginekologi, khususnya subspesialis kedokteran fetomaternal, menjadi sangat krusial dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi,” kata Prof. Detty.

Pengukuhan guru besar merupakan salah satu kontribusi FK-KMK UGM dalam mendorong tercapainya SDGs, utamanya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, SDG 5: Kesetaraan Gender, dan SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.  (Penulis: Citra/Humas).