FK-UGM. Data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah penderita penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) mencapai 90-100 kasus per 100.000 penduduk per tahun.
ISK merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih manusia. Apabila ISK tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan munculya komplikasi. Komplikasi bisa terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain batu saluran kemih, obstruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman yang multisistem sampai dengan gangguan ginjal.
“Penyakit ISK jika tidak ditangani dengan tepat bahkan ada kecenderungan berulang juga bisa menjadi salah satu risiko penyakit gagal ginjal, karena kuman akan tumbuh di situ,” tegas staf Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UGM, dr. Riat El Khair, MSc., SpPK, Senin (20/2) saat ditemui di laboratorium Patologi Klinik RSUP Dr. Sardjito.
Kasus ISK cukup banyak terjadi pada usia anak-anak sampai dengan lansia. Padahal, sejatinya pemeriksaan urin tersebut cukup sederhana dan bisa dilakukan di pusat pelayanan kesehatan primer. Dengan latar belakang itulah Departemen Patologi Klinik pada kegiatan Annual Scietific Meeting (ASM) tahun 2017 ini telah menyelenggarakan seminar “Peran Laboratorium Komprehensif pada Tata Laksana Infeksi Saluran Kemih”, pada hari Sabtu (18/2) lalu di gedung Diklat lantai IV RSUP Dr. Sardjito.
“Kami ingin mengajak teman-teman di puskesmas dan layanan primer untuk melakukan pemeriksaan urin yang valid dan bisa dipercaya dengan memberikan penyegaran dan pemahaman baru bagaimana pemeriksaan urin bisa bermanfaat bagi klinis dengan cara yang benar dan tepat sehingga tidak sampai berlanjut,” terang dokter Patologi Klinik yang juga menjabat sebagai ketua panitia seminar ini.
Dokter Riat juga memaparkan bahwa secara khusus tujuan dari seminar ini adalah pertama, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pemeriksaan ifeksi salura kemih. Kedua, untuk meningkatkan kemampuan pemeriksaan penyakit saluran kemih. Ketiga, meningkatkan kemampuan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium infeksi saluran kemih.
Seminar yang diikuti oleh 170 staf RSUD Swasta, Puskesmas, maupun Laboratorium klinik swasta dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Kalimantan ini bersama-sama bertekad untuk menjaga kualitas pelayanan, mutu SDM, maupun standar laboratorium dalam mendeteksi pemeriksaan agar lebih optimal. “Harapannya, kasus-kasus yang bisa menyebabkan implikasi cukup besar ini bisa berkurang. Dengan kata lain, ISK bisa segera tertangani sehingga tidak mengakibatkan penyakit akut,” pungkas dr. Riat. (Wiwin/IRO; Sumber Foto: Departemen Patologi Klinik).