Praktik Pemberian MP ASI Balita Penting Diperhatikan

FK-KMK UGM. Praktik pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI penting untuk diperhatikan untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi anak. Data BPS (2013) menunjukkan bahwa angka kesakitan anak di bawah usia lima tahun di Indonesia mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2013  dan 20% gizi kurang (Kemenkes, 2013).  Terlebih lagi, Indonesia merupakan satu dari 36 negara di dunia tempat 90% anak stunting berada (Unicef, 2009). Meskipun berbagai upaya sudah dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan gizi pada anak-anak, persentase stunting masih cukup tinggi yaitu mencapai 37% (Kemenkes, 2013).

Peran penting pemberian MP ASI beriringan dengan program menyusui pada anak usia enam bulan ke atas ditujukan utuk menurunkan angka kurang gizi dan kesakitan anak.  Kurang gizi merupakan fenomena kompleks yang berakar dari berbagai faktor determinan termasuk kurang optimalnya praktik pemberian makan untuk bayi dan anak-anak. Kekurangan gizi pada anak-anak berakibat pada kemampuan anak bertahan saat sakit, perkembangan kognitif, produktivitas kerja serta konsekuensi kesehatan saat dewasa yang dapat mempengaruhi beban keuangan dan pertumbuhan ekonomi.

Paparan ini diungkapkan Heni Hendriyani, SKM., MPH., dalam ujian terbuka program Doktor Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Senin (21/12) yang digelar secara daring.

“Praktik pemberian makanan secara buruk juga berkontribusi terhadap kekurangan atau defisiensi mikronutrien. Perilaku pemberian makan dan caranya dapat memengaruhi penerimaan makanan dan asupan gizi yang akan berdampak  pada pertumbuhan anak-ana,” ungkapnya.

Penelitian yang melibatkan kelompok perlakuan sejumlah 83 orang dan kelompok kontrol 82 orang ibu dengan balita usia 6-12 bulan ini dilakukan di Kulon Progo  ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi praktik pemberian MP-ASI komprehensif terhadap peningkatan self-efficacy ibu, praktik pemberian MP-ASI, Minimun Dietary Diversity (MDD), asupan makanan dan pertumbuhan balita usia 6-12 bulan.

“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi praktik pemberian MP-ASI komprehensif melalui penyuluhan dan konseling dengan pesan spesifik hasil linear programming dan media yang efektif meningkatkan Complementary Feeding Self-Efficacy (CFSE) ibu, asupan makanan terutama protein dan seng serta kenaikan berat dan panjang badan anak Balita,” pungkas Dr. Heni saat memaparkan penelitian yang dipromotori oleh Dr. Toto Sudargo, SKM., M.Kes., ini. (Wiwin/IRO)

Berita Terbaru