PKMK Lakukan Diseminasi Hasil Studi Gizi dan Kesehatan Mental Remaja Indonesia di Kabupaten Gunung Kidul, Peneliti PKGM Menjadi Pengarah

FK-KMK UGM. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) UGM melaksanakan kegiatan diseminasi hasil Indonesian Adolescent Nutrition and Mental Health Study (INHES) atau Studi Gizi dan Kesehatan Mental Remaja Indonesia pada Selasa, 7 Mei 2024 di Hotel Santika Gunungkidul. Kegiatan ini dibuka oleh Bupati Kabupaten Gunungkidul, H.Sunaryanta, dan dihadiri oleh jajaran pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan turut diikuti oleh perwakilan dari dinas, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, dan tim penelitian dengan total undangan kurang lebih 100 orang. Sebagai perwakilan dari tim penelitian, Alida Melse dari Wageningen University, Belanda, menyampaikan pendahuluan terkait peran tim peneliti dalam menemukan permasalahan pada remaja di Kabupaten Gunungkidul dan harapan terhadap kehidupan remaja yang lebih baik di masa depan. 

Indonesian Adolescent Nutrition and Mental Health Study (INHES) atau Studi Gizi dan Kesehatan Mental Remaja Indonesia merupakan sebuah studi yang mengkaji tentang kesehatan dan gizi remaja termasuk ketahanan pangan, status gizi, anemia, kesehatan mental. Penelitian ini telah dilakukan di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta sejak era pandemi tahun 2021 hingga 2024. 

Studi ini dilakukan atas kerjasama antara PKMK, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Indonesia, dan Wageningen University and Research (WUR), Belanda. Penelitian ini didukung sepenuhnya oleh Neys van Hoogstraten Foundation, IMMANA Fellowship Program, University Fund Wageningen, dan pemerintahan Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI Yogyakarta. Ketua tim peneliti, Muhammad Asrullah, Ph.D, turut memperkenalkan tim peneliti yang terdiri dari pengarah, peneliti, manajer, dan tim lapangan. 

Kegiatan diseminasi dibagi menjadi dua sesi yaitu sesi pemaparan hasil penelitian dan sesi diskusi rekomendasi kebijakan. Pada sesi pertama, Asrullah atau yang akrab dipanggil Arul, menyampaikan hasil temuan studi di mana terjadi penurunan prevalensi gangguan jiwa dari tahun 2021 (28,3%) ke studi lanjutan di 2022 (6,9%). Sebaliknya kejadian anemia justru lebih banyak pada studi lanjutan (32,1%) dibandingkan dengan tahun 2021 (23,4%). Selain itu, terjadi penurunan prevalensi keanekaragaman makanan yang kurang memadai (7,5% vs 1,6%), penurunan konsumsi makanan berisiko tinggi (73,1% vs 32,7%), dan peningkatan keamanan pangan (59,9% vs 67,5%). Pada sesi kedua, dengan dipandu oleh tim peneliti, peserta diminta mengurutkan prioritas rekomendasi kebijakan menggunakan mentimeter (menti.com). Ketua tim peneliti mengatakan keberhasilan studi ini tidak terlepas dari dukungan semua tim peneliti, masyarakat, dan pemerintah daerah Kabupaten Gunungkidul.

Peneliti PKGM, Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes, menjadi salah satu anggota tim pengarah dalam studi INHES. Siti Helmyati turut berperan dalam penelitian ini dengan keahliannya di bidang gizi masyarakat dan anemia pada remaja. Tidak hanya untuk membantu dalam mengatasi masalah gizi dan anemia remaja di Kabupaten Gunungkidul, kesempatan ini turut dimanfaatkan oleh PKGM untuk menjalin kemitraan lebih luas dengan peneliti dari universitas mancanegara dan lintas keilmuan, dalam hal ini Wageningen University, Belanda, dan PKMK UGM. Hal ini menjadi komitmen PKGM untuk mendukung keberhasilan tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya tujuan ke-3 yaitu kesehatan yang baik dan kesejahteraan, serta tujuan ke-17 yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan. (Penulis: Lintang Aryanti. Editor: Kuni Haqiati)