FKKMK UGM. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada kembali menggelar webinar bertajuk “Manajemen Bencana Kesehatan dalam Konsep dan Praktik (Disaster Health Management)” pada Sabtu, 30 Maret 2024. Acara yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 12.00 WIB ini diikuti oleh 70 peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, dosen, praktisi, dan profesional yang tertarik dengan bidang bencana kesehatan. Webinar ini dipandu oleh Happy R. Pangaribuan, SKM., MPH sebagai moderator. Pelaksanaan webinar ini sangat mendukung pilar No.4 Sustainable Development Goals (SDG) yaitu Pendidikan Berkualitas.
Dalam sesi pertama, dr. Bella Donna, M.Kes. memaparkan tentang konsep “Disaster Logic Model” (DLM) dan “All Hazard Approach“. DLM merupakan representasi visual dari program yang mencakup input, proses, output, dan outcome untuk mengkomunikasikan tujuan, sasaran, serta evaluasi program dalam konteks manajemen bencana kesehatan. Selanjutnya, materi kedua disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.B-KBD, membahas sistem komando dalam bencana dengan fokus utama pada Incident Command System (ICS). ICS dijelaskan sebagai sistem yang fleksibel dan jelas dalam pengelolaan operasi dalam situasi bencana kesehatan.
Materi terakhir oleh Madelina Ariani, SKM., MPH mengangkat topik “Manajemen SDM Kesehatan dan Kompetensi Tenaga Kesehatan dalam Bencana Kesehatan”, yang menyoroti tantangan SDM kesehatan di Indonesia terkait dengan Disaster Health Management (DHM). Diskusi selama sesi tanya jawab melibatkan berbagai pertanyaan strategis seputar manajemen bencana kesehatan, menegaskan pentingnya koordinasi dan persiapan dalam menghadapi berbagai fase bencana.
Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang direncanakan, dengan gelombang kedua dijadwalkan pada 20 Juli 2024. Antusiasme peserta diharapkan dapat mengilhami pembentukan kelompok minat bencana kesehatan yang aktif, guna meningkatkan kapasitas dan kualitas dalam manajemen bencana kesehatan di Indonesia. Dengan demikian, acara ini bukan hanya menjadi wadah untuk menyebarkan ilmu, tetapi juga membangun jaringan yang kuat untuk mengatasi tantangan kesehatan dalam situasi darurat di masa depan. (Reporter: dr. Alif Indira Larasati/Editor: Guntari)
