FK-KMK UGM. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) menyelenggarakan webinar bertajuk Penggunaan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Klinis oleh Dokter dengan Bantuan Aplikasi, Kamis (17/4). Kegiatan ini menjadi bagian pertama dari Seri Webinar: Pemanfaatan Aplikasi Alat Bantu Pengambilan Keputusan Klinis, yang diselenggarakan atas kolaborasi dengan Wolters Kluwer. Tujuan utama webinar ini adalah meningkatkan pemahaman dan kesadaran para tenaga kesehatan terhadap manfaat dan peluang implementasi clinical decision support system (CDSS) dalam praktik medis sehari-hari.
Webinar ini dimoderatori oleh dr. Novika Handayani, peneliti Divisi Manajemen Mutu PKMK FK-KMK UGM, dan dibuka oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D., Guru Besar Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM. Dalam pengantarnya, Prof. Laksono menekankan pentingnya pengambilan keputusan berbasis bukti (evidence-based medicine atau EBM) sebagai fondasi pelayanan klinis yang aman, efektif, dan berpusat pada pasien. CDSS menjadi salah satu pendekatan kunci dalam mendukung praktik tersebut.
Sesi pertama diisi oleh dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D., Ketua Departemen dan Ketua Program Studi Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM. Ia memaparkan perkembangan teknologi informasi kesehatan yang kini bergeser fokus dari penyedia layanan ke arah pemberdayaan pasien. Dalam konteks ini, CDSS menjadi alat bantu penting yang tidak hanya meningkatkan keselamatan dan mutu pelayanan, tetapi juga efisiensi biaya layanan kesehatan. Meski begitu, implementasi CDSS masih menghadapi tantangan, seperti keterbatasan sumber daya manusia, kesiapan teknologi, resistensi budaya kerja, hingga aspek legal.
Selanjutnya, dr. Victor Tan, klinisi dari BIMC Hospital Kuta–Bali, berbagi pengalaman penggunaan CDSS UpToDate dan UpToDate Lexidrug dalam praktik klinis di jaringan rumah sakit Siloam Group. Menurutnya, pemanfaatan CDSS telah berkontribusi dalam pengambilan keputusan klinis yang lebih cepat dan akurat, sehingga berdampak pada peningkatan luaran klinis pasien. Selain menyediakan informasi diagnosis dan tatalaksana, aplikasi tersebut juga menawarkan panduan edukasi pasien serta pengelolaan obat yang aman dan terintegrasi.
Paparan ketiga disampaikan oleh dr. Keefe Halim, MPH, Country Manager Wolters Kluwer Clinical Effectiveness untuk Indonesia. Ia menyoroti peran CDSS dalam mengurangi dispute klaim antara rumah sakit dan penyedia asuransi. Dengan dukungan data klinis berbasis bukti yang tersusun secara sistematis dan melalui proses peer-review lintas negara, CDSS mampu membantu tenaga kesehatan membuat keputusan yang seragam namun tetap individualisasi sesuai konteks klinis. Dr. Keefe juga memberikan demonstrasi langsung penggunaan UpToDate untuk pencarian informasi klinis secara cepat dan presisi.
Webinar ini mencerminkan komitmen FK-KMK UGM terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui peningkatan mutu dan keamanan layanan kesehatan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas dengan mendukung literasi digital klinis bagi tenaga kesehatan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan lewat kolaborasi strategis dengan lembaga internasional seperti Wolters Kluwer. Rangkaian seri webinar ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperluas pemahaman serta mendorong adopsi CDSS dalam sistem kesehatan Indonesia, guna menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih modern, efisien, dan berbasis bukti. (Kontributor: Firda Alya dan dr Aulia Safira).