Pertarungan Sengit antara Nyamuk Aedes Aegypti dan Nyamuk Wolbachia di DI Yogyakarta

FK-KMK UGM. Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM bersama World Mosquito Program (WMP) dan Yayasan Tahija menyelenggarakan acara “Fragmen bersama Den Baguse Ngarso: Witing Tresno Jalaran Saka Wolbachia” pada Rabu (15/3) di Gedung Balai Shinta, Mandala Bakti Wanitatama. Acara ini merupakan apresiasi WMP Yogyakarta kepada seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan penelitian mereka selama 11 tahun terakhir.

Dalam acara ini, para perwakilan penggerak program menceritakan pengalaman di wilayah masing-masing. Totok Pratopo, perwakilan Kota Yogyakarta menceritakan pengalamannya menjadi penggerak program di sekitar Kali Code. Warga Kali Code mengeluhkan kasus DBD yang terus muncul walaupun mereka sudah membersihkan sarang nyamuk secara rutin. “Bahkan kami juga rutin melakukan fogging. Setelah fogging, memang nyamuk hilang sementara. Namun, setelah beberapa waktu, kasus kembali muncul,” jelasnya.

Totok mengaku bahwa warga Kali Code awalnya ragu saat diberikan tawaran terkait program Nyamuk Wolbachia. “Kami heran karena sejak dulu sudah dibiasakan untuk mengusir nyamuk, sekarang malah dikirimi nyamuk. Apakah kami ini adalah kelinci percobaan?” ungkap Totok. Namun, setelah akhirnya memutuskan menerima program tersebut, terbukti bahwa kasus DBD di sekitar Kali Code turun drastis.

Andri Afriyanto sebagai perwakilan Kabupaten Sleman mengaku menemui tantangan dalam pelaksanaan program ini di wilayah Kecamatan Depok. “Masyarakat sempat curiga, namun kami berusaha minta dibuatkan surat izin supaya bisa turun ke masyarakat,” tambahnya.

Sejalan dengan pelaksanaan program di Kabupaten Sleman, Suyatmi juga mengaku bahwa awalnya mendapatkan penolakan dari masyarakat Kabupaten Bantul. “Pada saat penempatan ember nyamuk, kasus  justru meningkat. Ini menjadikan kepercayaan masyarakat turun. Padahal, lonjakan kasus ini muncul karena siklus tahunan (pergantian musim) yang sedang terjadi,” ujar Suyatmi. Hal ini merupakan implementasi dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) ke 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDGs 4 yaitu Pendidikan Berkualitas, dan SDGs 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Nirwana/Reporter;Editor Annisa NH)