FK-KMK UGM. Emergency Management Technician (EMT) adalah tim yang memiliki keterampilan melakukan intervensi dasar dan non-invasif untuk membantu menyelamatkan nyawa dan mengurangi bahaya di situasi darurat. Mereka mampu melakukan semua yang dilakukan oleh petugas medis dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengangkut pasien dengan aman. Di banyak tempat, EMT menyediakan sebagian besar perawatan di luar rumah sakit. Peran EMT sangat diperlukan dalam penanganan Covid-19 dan bencana lain di beberapa negara.
Pemaparan mengenai peran EMT di beberapa negara disampaikan dalam sesi keempat 2nd AAC-DHM (ASEAN Academic Conference on Disaster Health Management) yang dilaksanakan pada 19 Oktober 2023 di Hotel Melia Purosani Yogyakarta. Terdapat 3 negara yang memberikan paparan, yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Malaysia memiliki EMT yang dinamakan PAGEMA (Pasir Gudang Emergency Mutual Aid). Tujuan PAGEMA adalah menyatukan instansi pemerintah dan industri berisiko tinggi untuk berkontribusi dalam menangani keadaan darurat di Kawasan Industri Pasir Gudang. Pasir Gudang merupakan salah satu wilayah industri dengan risiko tinggi di Malaysia yang membutuhkan EMT sebagai tim yang memberikan penanganan terhadap situasi darurat tertentu dari industri di wilayah tersebut.
Selanjutnya, Singapura memiliki PMIU (Portable Medical Isolatiom Unit) untuk transportasi dalam HLIP (High Level Isolation Pathogens) dalam penanganan Ebola. Dalam pelaksanaan PMIU, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang mengikutinya. Kelebihan PMIU adalah kecepatan dan kemudah. Namun, di balik kecepatan dan kemudahannya, PMIU juga memiliki beberapa kekurangan antara lain perawatan yang kurang maksimal karena interaksi dengan pasien terbatas dan butuh dana besar untuk menyediakan sarana prasarana dalam jumlah besar.
Paparan terakhir adalah Emergency Medical Team untuk Covid-19 dari Thailand. EMT di Thailan dalam penanganan Covid-19 ditugaskan untuk menjalankan pelayanan field hospital. Hal ini mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang tidak bisa dipenuhi oleh rumah sakit. Dalam pelaksanaannya, terdapat 3 dokter, 2 apoteker, 3 perawat, dan 8 anggota EMT yang tergabung.
Peran EMT diperlukan dalam mewujudkan good health and well-being baik para korban maupun masyarakat sekitar yang terkena dampak situasi darurat tertentu. Good Health and well-being merupakan salah satu tujuan yang berupaya untuk diwujudkan dalam SDG.
2nd AAC-DHM merupakan kegiatan Prioritas 5.1 Rencana Aksi PoA (PoA ALD) tentang Manajemen Bencana Kesehatan bekerja sama dengan Proyek Penguatan Kapasitas Regional ASEAN dalam Manajemen Kesehatan Bencana (ARCH Project) yang dilaksanakan oleh AIDHM (ASEAN Institute on Disaster Health Management) selaku tuan rumah. AIDHM adalah salah satu mekanisme yang dibentuk untuk mendukung peran dan tanggung jawab RCC-DHM (Regional Coordination Comittee on Disaster Health Management).
2nd AAC-DHM dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 18-19 Oktober 2023 di Hotel Melia Purosani. Kegiatan ini diikuti oleh delegasi dari 10 negara ASEAN dengan mendatangkan narasumber dari berbagai negara yang dianggap memiliki keunggulan dalam manajemen bencana. (Nirwana/Reporter)