FK-KMK UGM. Malnutrisi sering digambarkan dengan kondisi kekurangan gizi. Padahal, malnutrisi sebenarnya lebih dari itu. Maria Wigati, S.Gz., MPH dari Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM menjelaskan bahwa malnutrisi adalah ketidakseimbangan nutrisi tubuh.
“Kata kunci definisi malnutrisi adalah ketidakseimbangan. Maksudnya, zat gizi atau makanan yang masuk ke tubuh jumlah terlalu banyak atau terlalu sedikit dari kebutuhan,” jelas Maria.
Paparan ini disampaikan oleh Maria pada Bincang Sehat Radio Indonesia Sehat (RAISA) pada Selasa (3/1) dengan topik “Kenali Tanda Malnutrisi”. Dalam siaran kali ini Maria menjelaskan bahwa ada tiga jenis malnutrisi, yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan defisiensi zat gizi mikro. “Defisiensi zat gizi mikro adalah kondisi saat tubuh kekurangan vitamin dan mineral tertentu,” ungkap Maria.
Penyebab dan gejala malnutrisi berbeda-beda tergantung jenisnya. Misalnya, kelebihan gizi disebabkan oleh terlalu banyak konsumsi zat gizi tertentu. Gejalanya adalah berat badan yang melebihi standar yang telah ditentukan oleh WHO.
Menurut Maria, setiap orang memiliki kerentanan untuk mengalami malnutrisi. Namun, ada kelompok tertentu yang kerentanannya lebih besar, yaitu bayi dan anak-anak, ibu hamil dan menyusui, anak sekolah, remaja putri, lansia, penderita penyakit kronis, atlet, performer, serta korban bencana dan konflik.
Sebagai tindakan skrining awal, Maria mengatakan bahwa pemantauan perlu dilakukan secara rutin. “Pemantauan pada bayi dan anak-anak bisa dilakukan dengan pengukuran berat, tinggi, dan lingkar kepala secara berkala. Sedangkan pada orang dewasa bisa dilakukan dengan pengukuran berkala kadar kolesterol, asam urat, dan gula darah,” terang Maria.
“Menentukan pola makan itu mudah, banyak bahan pangan di sekitar kita yang bisa dimanfaatkan. Namun, yang sulit adalah konsisten dengan pola makan yang baik,” ujar Maria sebagai penutup. (Nirwana/Reporter. Sumber foto: lifepack.id)