Pentingnya Vaksinasi Covid-19 Bagi Ibu Hamil, Menyusui dan Anak

FK-KMK UGM. Indonesia saat ini menempati peringkat kelima kasus covid-19 terbanyak di seluruh dunia dan peringkat pertama untuk kasus kematian di wilayah ASEAN. Dengan terus meningkatnya kasus covid-19 di Indonesia, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM bersama dengan Keluarga Alumni Gadjah Mada Kedokteran (KAGAMADOK) menyelenggarakan webinar “LIVEDOKTER : Anda Bertanya, Kami Menjawab”, Minggu (8/8) yang digelar secara daring.

Sesi pertama webinar ini mengangkat tema “Deteksi Dini dan Tindak Lanjut Kegawatdaruratan pada Pasien Isoman” yang dipaparkan oleh dr. Ika Trisnawati, M. Sc, Sp.PD-KP selaku ketua Task Force Covid-19. Kemudian untuk sesi kedua mengenai “Vaksinasi COVID-19 pada Ibu Hamil” yang dibawakan oleh dr. Irwan Taufiqur Rachman, Sp.OG(K) selaku Kepala Instalasi Maternal Perinatal RSUP DR Sardjito. Sedangkan untuk sesi ketiga mengenai “Vaksinasi COVID-19 pada Anak” oleh dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K)., Ph.D selaku ketua KOMDA KIPI DIY.

“Masyarakat perlu mengetahui perbedaan isolasi dan karantina. Kalau Isolasi itu merupakan upaya memisahkan seseorang yang sakit (gejala ringan dan sedang) yang membutuhkan perawatan COVID-19, sedangkan karantina adalah upaya memisahkan seseorang yang terpapar COVID-19 (baik dari riwayat kontak atau riwayat bepergian ke wilayah yang telah terjadi transmisi komunitas) meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang dalam masa inkubasi”, jelas dr. Ika saat mengawali sesi.

World Health Organization (WHO) memberikan tata cara melakukan isolasi mandiri di rumah yang mana sebagai berikut: Pertama, pasien harus tinggal di kamar terpisah dan juga menjaga jarak setidaknya 1 meter dari pasien. Kedua, menyediakan ventilasi yang baik di kamar pasien dan ruang bersama. Ketiga, Pasien harus memakai masker medis sesering mungkin. Menurut dr. Ika untuk melakukan deteksi dini pada pasien covid-19 secara cepat dapat menggunakan skoring bernama Early Warning Score yang memperhatikan beberapa parameter seperti usia, respirasi, saturasi oksigen, suplemen oksigen, sistolik, nadi kesadaran dan juga suhu.

Memasuki sesi yang kedua, dr. Irwan menjelaskan bahwa ibu hamil saat ini menjadi salah satu kelompok populasi yang berisiko karena saat terjadi kehamilan imun menjadi menurun dan ibu hamil banyak memproduksi cytokine yang mana covid-19 dapat mengalami perburukan apabila dalam tubuh inangnya terjadi peningkatan cytokine. Sebanyak 51,9% ibu hamil yang terinfeksi covid-19 tidak menunjukkan gejala, sehingga menjadi sangat rentan pula untuk dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang meninggal dunia.

“Rekomendasi dan jenis vaksin bagi ibu hamil dan ibu menyusui adalah jenis vaksin inactivated dan adjuvant seperti model RNA : Moderna, Pfizer dan J&J Janssen. Berdasarakan cara kerja vaksin ini di dalam tubuh, para ahli percaya bahwa vaksin covid-19 kemungkinan tidak menimbulkan risiko bagi ibu hamil. Namun perlu juga diketahui bahwa saat ini penelitian tentang keamaan vaksin covid-19 pada ibu hamil masih terbatas yang dikarenakan permasalahan etik.” ungkap dr. Irwan.

Pada sesi ketiga dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K)., Ph.D yang saat ini menjabat sebagai Wakil dekan FK-KMK UGM memberikan pemaparan materi mengenai Vaksinasi COVID-19 pada Anak. Beliau mengungkapkan bahwa pentingnya imuninasi/vaksin covid-19 pada anak remaja adalah untuk memberikan kekebalan dan membentuk antibodi terhadap penyakit tersebut dengan proteksi yang lebih lama berbeda dengan penyakit alamiah yang jenis dan jumlah virusnya tidak terkontrol sehingga menyebabkan pembentukan antibodi bervariasi sehingga memungkinkan untuk terinfeksi kembali.

“Efek samping dari vaksinasi pada remaja biasanya ringan dan bersifat sementara seperti demam, pusing, mengantuk, lesu, nyeri otot dan mual. Apabila gejala tersebut sudah mengganggu bisa diberikan obat paracetamol. ”

Diakhir sesi webinar ketiga narasumber memberikan pernyataan yang intinya sama yaitu jangan ragu untuk melakukan vaksin covid-19 baik pada masyarakat umum, ibu hamil dan menyusui maupun anak-anak. Pelaksaan vaksinisasi harus dilaksanakan sesegara mungkin agar dapat membentuk herd imunnity di masyarakat dan keadaan akan cepat membaik. (Yuga/Reporter)