Pentingnya Tes Genetika dalam Pencegahan Kanker Payudara

FK-KMK UGM. Aktris Angelina Jolie berisiko terkena kanker payudara sekaligus kanker ovarium sebesar 85% dan 45%. Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Lee Soo Chin, MBBS., M.Med., MRCP., FAMS., FRCP saat memberikan kuliah bertajuk “Principles of Treatment of Breast Cancer” pada Jumat (5/7).

Bertempat di Ruang Serbaguna lantai 5, Gedung Instalasi Rawat Jalan RSUP dr. Sardjito, ahli onkologi dari The National University Cancer Institute Singapore tersebut menyebutkan bahwa insiden kanker di wilayah Asia terus meningkat dari tahun ke tahun. “Angkanya terus bertambah, namun kematian akibat kanker payudara dapat dicegah dengan deteksi dini dan terapi neo ajuvant,” ujarnya.

Prof. Lee menjelaskan salah satu penyebab kanker adalah adanya mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 yang menjadi faktor risiko kejadian kanker secara herediter (keturunan). “Angelina Jolie adalah salah satu orang yang memiliki garis keturunan berisiko tinggi. Ibunya terkena kanker ovarium di usia 56 tahun, dan bibinya terkena kanker payudara saat berusia 61 tahun,” terangnya. Sehingga tes genetika penting dilakukan sebagai upaya preventif pencegahan kanker karena faktor keturunan.

Adapun beberapa kelompok orang yang dianjurkan untuk melakukan tes genetika antara lain: seseorang yang didiagnosis kanker payudara sebelum usia 40 tahun; riwayat keluarga setidaknya ada dua orang menderita kanker payudara, satu diantaranya diketahu sebelum usia 50 tahun; laki-laki yang didiagnosis kanker payudara; seseorang yang menderita kanker ovarium epithelial; serta seseorang yang memiliki riwayat keluarga yang dicurigai adanya mutase gen seperti Angelina Jolie. “Cara sederhana untuk memprediksi kemungkinan terkena kanker karena faktor genetic adalah jika ibu atau saudara anda didiagnosis kanker di usia 40-an atau lebih muda,” pungkasnya. (Alfi/Reporter)