Pentingnya Keluarga Berkualitas

Keluarga Berencana (KB) adalah membuat keluarga berkualitas, bagaimana anak dan keluarga menjadi generasi yang unggul untuk Indonesia Maju. Indonesia masih banyak keluarga yang tidak mampu. Keluarga berkualitas penduduk tumbuh seimbang, seimbang dengan jumlah proporsi wilayahnya. Hal ini diungkapkan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jakarta, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) dalam acara Jogja Sehat dengan topik “Keluarga Berencana demi Pandemi Terkendali, Rabu (2/6) di stasiun TVRI Yogyakarta.

Menurut dr. Hasto, Indonesia peringkat ke-4 dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia tahun 2020, 240 juta mayoritas adalah generasi muda. “Dua anak sudah paling sehat, saya usul adopsi saja kalau mau nambah anak,” saran dr. Hasto.

Di Indonesia sebanyak 17 % terjadi kasus hamil yang tidak diinginkan, maka kasus stunting meningkat karena Ibu tidak memperhatikan dan merawat kehamilan dengan sungguh-sungguh. Di masa pandemi COVID-19, jika orang putus KB sebanyak 10 %, maka penambahan jumlah yang hamil sebesar 500.000 kehamilan. “Ini penting sekali, dengan KB penambahan penduduk bisa diperhatikan,” urai dr. Hasto.

“Jika ada 100 pasangan subur dan tidak KB, dalam waktu 1 tahun jumlah kehamilan sebanyak 80 kelahiran. Jika ada 52 juta pasangan subur dan tidak KB, bayangkan berapa peningkatan jumlah kelahirannya. Di Indonesia, dalam waktu 1 tahun ada 5 juta kehamilan,” ungkap dr. Hasto.

KB bisa digunakan untuk perempuan dan laki-laki, metode KB yang baik dilakukan pada usia diatas 30 tahun. jenis KB untuk Ibu adalah KB hormonal, implant, Intra uterine device (IUD), tubektomi, sedangkan pilihan KB untuk laki-laki terbatas yaitu kondom dan vasektomi. Dokter akan memilihkan KB yang cocok dan sesuai dengan kondisi Ibu.

“Kalau mau menikah, 3 bulan sebelum menikah laki-laki boleh mempersiapkan diri dengan baik karena diciptakan proses spermatogenesis yaitu 75 hari sebelum dikeluarkan,” ungkap dr. Hasto.

Stunting adalah kondisi dimana anak-anak mengalami gangguan di dalam pertumbuhan dan perkembangan. Cirinya pendek disertai kemampuan kecedasan intelektual dibawah rata-rata. “Anak dengan stunting, masa tuanya mudah mempunyai penyakit tertentu, seperti gangguan kardiovaskuler, penyakit-penyakit kencing manis karena metabilsme disorder, dan penyakit lainnya seperti stroke,” ungkap dr. Hasto. Stunting harus dicegah sejak dini. Mencegah stunting bisa dilakukan sebelum melahirkan.

Acara Jogja Sehat episode 9 dipandu oleh dr. Agung Widianto, Sp.B-KBD dari RSA UGM, serta mengundang tokoh masyakarat Bapak Muryadi dan Ibu Izvie Isngadi. (Dian/IRO)

Simak video selengkapnya dalam link berikut: Jogja Sehat Episode 9.