Pentingnya Deteksi Dini Risiko Kanker Payudara

FK-KMK UGM. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kanker payudara menjadi jenis kanker yang jumlah penderitanya paling banyak di Indonesia. Selain itu, kanker payudara juga menjadi penyumbang nomor 1 penyebab kematian akibat kanker. Fakta ini cukup memprihatinkan, deteksi kanker payudara sejak dini sangat penting untuk disosialisasikan kepada masyarakat luas.

Radio Indonesia Sehat (RAISA) melalui Bincang Sehat berupaya untuk menjadi salah satu sumber edukasi terpercaya bagi masyarakat terkait deteksi dini kanker payudara. dr. Ajeng Viska Icanervilia, MPH dari Departemen Radiologi FK-KMK UGM menjadi narasumber dalam kegiatan bertema “Mamografi: Deteksi Risiko Kanker Payudara Sejak Dini”, Kamis (20/1).

Menurut dr. Icha, terminologi ‘deteksi dini’ memiliki 2 makna yang berbeda. “Ada yang namanya early diagnosis dan screening. Early diagnosis dilakukan pada pasien yang sudah bergejala, sedangkan screening dilakukan kepada populasi yang belum bergejala. Keduanya bertujuan untuk mengetahui gejala kanker payudara seawal mungkin,” jelasnya.

Ada beberapa jenis pemeriksaan dini yang bisa dilakukan untuk mendeteksi gejala kanker payudara. Pertama adalah SADARI. “Ini bisa dilakukan sendiri sejak perempuan mendapatkan haid pertamanya,” terang dr. Icha.

Pemeriksaan yang selanjutnya adalah SADANIS. “Ini dilakukan oleh bidan, dokter, atau petugas medis lainnya. Wanita dengan usia di atas 40 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan SADANIS secara rutin 1 tahun sekali di fasilitas kesehatan terdekat,” ujar dr. Icha.

dr. Icha menambahkan, ada juga pemeriksaan yang dilakukan menggunakan mamografi. “Mamografi adalah sebuah alat radiologis yang menggunakan sinar X dosis rendah, bisa dilakukan di fasilitas kesehatan yang memiliki alat tersebut,” tambahnya. Pemeriksaan mamografi sebaiknya dilakukan 2 tahun sekali secara rutin untuk usia 40 tahun dan 1 tahun sekali untuk usia di atas 50 tahun. (Nirwana/Reporter)