FK-UGM. Sekitar 83 persen informasi yang diperoleh manusia masuk melalui mata. Data penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kebutaan pada anak 0,2 – 0,3/1000 anak di negara maju dan 1,0 -1,5/1000 anak di negara berkembang, termasuk mayoritas negara-negara di Asia. Sekitar 85 persen dari penyebab kebutaan dapat dihindari atau dicegah, yakni 78,6 persen dapat diobati dan 7 persen penyebab yang dapat dicegah. Lebih dari setengah dari penyebab diobati karena gangguan refraksi yang tidak terkoreksi. Oleh karenanya, deteksi dini gangguan mata pada anak penting dilakukan untuk mengantisipasi adanya kebutaan sejak dini.
Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran UGM bekerjasama dengan Dria Manunggal dan Children Sight Foundation (CSF) menyelenggarakan diseminasi hasil riset kemanusiaan tentang epidemiologi penyakit mata. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret tahun 2016 ini menghasilkan data mengenai metode diagnosis kelainan mata pada anak usia 0-18 tahun dengan gangguan penglihatan dan kebutaan, serta memaparkan distribusi dan determinan gangguan penglihatan maupun epidemiologi gangguan penglihatan dan kebutaan anak di Kabupaten Bantul.
“Kegiatan ini berlatar belakang dari sedikitnya layanan kesehatan mata di Indonesia. Bahkan dari hasil riset kesehatan mata untuk anak hanya ada 20 persen dokter mata saat ini,” ungkap Direktur Dria Manunggal, Drs. Setya Adi Purwanto, Selasa (14/3) saat mengikuti workshop diseminasi hasil penelitian di ruang rapat senat gedung KPTU lantai 2 Fakultas Kedokteran UGM.
Setya Adi juga mengungkapkan bahwa penggunaan gadget, komputer maupun TV sangat berpengaruh terhadap kesehatan mata anak. “Harapannya, hasil penelitian ini mampu untuk memotivasi upaya promosi, edukasi maupun prevensi kesehatan mata anak dengan melibatkan Perguruan Tinggi, Dinas Kesehatan maupun Dinas Sosial,” imbuhnya.
Direktur CSF, Prof. M. Abdul Muhit dalam kesempatan ini mengungkapkan ucapan terima kasih atas kerjasama dan kerja keras semua pihak dalam kegiatan penelitian. “Melalui penelitian ini diharapkan kita mampu memahami kasus yang terjadi, ataupun permasalahan yang ada di Indonesia. Semoga kegiatan ini menjadi awal yang baik untuk masa depan anak-anak Indonesia,” paparnya.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran UGM, dr. Gandes sangat mengapresiasi keberhasilan penelitian epidemiologi mata yang dilakukan oleh Departemen Ilmu Kesehatan Mata ini. Dalam sambutannya, dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., PhD menegaskan bahwa manfaat penelitian harus bisa dikembalikan kepada masyarakat.
Sebagai sebuah penelitian dasar, harapannya bisa mengetahui pola awal kebutaan di masyarakat dan tentu mampu mendukung penelitian klinis selanjutnya. “Semua berawal dari langkah kecil. Penelitian ini akan menjadi langkah awal untuk pengembangan pengetahuan demi peningkatan kesehatan masyarakat,” pungkasnya. (Wiwin/IRO; Foto: Nindi)