Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Pasca Bencana

FK-KMK UGM. Rumah sakit berdasarkan Sendai Framework memiliki tugas untuk mempromosikan tujuan rumah sakit yang aman dari bencana dengan memastikan bahwa semua rumah sakit baru akan dibangun dengan tingkat keamanan yang memungkinkan mereka berfungsi dalam situasi bencana serta menerapkan langkah-langkah mitigasi untuk memperkuat fasilitas kesehatan yang ada, terutama yang menyediakan layanan kesehatan primer.

Penjelasan ini disampaikan oleh Yanick Michaud-Marcotte (United Nations Office for Disaster Risk Reduction, UNDRR) pada sesi pertama Pre-Conference AAC-DHM ke-2 yang diselenggarakan pada tanggal 17 Oktober 2023.

Menurutnya, terdapat 7 Prinsip Bangkok untuk sistem dan fasilitas kesehatan yang tangguh, yaitu: 1) Mendorong integrasi kesehatan secara sistematis ke dalam kebijakan dan rencana pengurangan risiko bencana nasional dan daerah serta penyertaan program-program kedaruratan dan manajemen risiko bencana ke dalam strategi kesehatan nasional dan daerah, 2) Meningkatkan kerja sama antara otoritas kesehatan dan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk memperkuat kapasitas negara dalam manajemen risiko bencana untuk kesehatan, implementasi Peraturan Kesehatan Internasional (2005) dan pembangunan sistem kesehatan yang tangguh, 3) Menstimulasi investasi publik dan swasta yang berpusat pada masyarakat dalam hal kedaruratan dan pengurangan risiko bencana, termasuk di bidang sarana dan prasarana kesehatan, 4) Mengintegrasikan pengurangan risiko bencana ke dalam pendidikan dan pelatihan kesehatan serta memperkuat peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pengurangan risiko bencana, 5) Memasukkan data kematian, morbiditas, dan disabilitas yang berhubungan dengan bencana ke dalam sistem peringatan dini multi-bahaya, indikator utama kesehatan, dan penilaian risiko nasional, 6) Mengadvokasi dan mendukung kolaborasi lintas sektoral dan lintas batas, termasuk berbagi informasi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi untuk semua bahaya, termasuk bahaya biologis, dan 7) Mendorong koherensi dan pengembangan lebih lanjut dari kebijakan dan strategi lokal dan nasional, kerangka hukum, peraturan, dan pengaturan kelembagaan.

Selanjutnya adalah paparan dari Dr. Hari Kumar (World Health Organization) yang membawakan topik Updates and Customizations of the Hospital Safety Index in thr SEARO Region. Hospital Safety Index adalah penjelasan langkah demi langkah mengenai cara menggunakan Safe Hospitals Checklist dan bagaimana evaluasi dapat digunakan untuk mendapatkan peringkat keselamatan struktural dan nonstruktural, serta kapasitas penanggulangan keadaan darurat dan bencana di rumah sakit.

Terdapat 4 modul dalam Hospital Safety Index yang harapannya dapat membawa perubahan signifikan dalam mewujudkan rumah sakit yang aman dan resilien pasca bencana. Keempat modul tersebut adalah hazard vulnerability assessment, structural safety, non-structural safety, dan emergency and disaster management.

Hadir pula dr. Hendro Wartatmo, SpB-KBD dari FK-KMK UGM untuk menjelaskan bagaimana integrasi antara Sendai Framework, Hospital Safety Index WHO, dan Accreditation yang bernama Hospital Disaster Plan. dr. Hendro menjelaskan bahwa Hospital Disaster Plan adalah rencana penanggulangan bencana atau krisis di dalam rumah sakit baik sebelum, saat, maupun setelah kejadian. Evaluasi dilakukan berdasarkan standar akreditasi dalam kelompok manajemen fasilitas dan keselamatan kerja. Tujuan dari standar akreditasi ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Kolaborasi dalam manajemen kesehatan bencana penting karena program-program yang akan dijalankan akan lebih mudah terwujud dengan pertukaran pengetahuan dan pengalaman dari masing-masing pihak yang bekerja sama. Hal ini menjadi salah satu perwujudan SDG poin terakhir yaitu partnership for the goal. (Nirwana/Reporter)