FK-KMK UGM. Pada Minggu (11/9) kemarin, HIMIKA (Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan) FK-KMK UGM telah melaksanakan webinar “Standing Up Against Sexual Harassment: Take Action, It’s Time to Speak Out and Speak Loud” sebagai pembuka rangkaian acara Hilarius 2022.
Webinar ini mendatangkan 4 pembicara yang ahli di bidangnya, yaitu Dr. Dra. Budi Wahyuni, M.A., M.M; Prof. Dra. RA Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D; serta Prof. Achir Yani S. Hamid, M.N., DNSc. Prof. dr. Moch. Hakimi, Sp.OG., Ph.D juga hadir sebagai keynote speaker.
Prof. Hakimi membuka diskusi dengan memberikan penjelasan terkait apa itu pelecehan seksual. “Pelecehan seksual tersusun dari 3 kategori perilaku, yaitu gender harassment, unwanted sexual attention, serta sexual coercion”, jelas beliau.
Dr. Dra. Budi Wahyuni, M.A., M.M membawa “Trend and Issues Sexual Harassment” sebagai topik presentasinya. Beliau memaparkan bahwa ada banyak bentuk online gender-based violence yang dilaporkan kepada Komnas Perempuan. “Cyber grooming, cyber harassment, illegal content, dan revenge porn adalah beberapa contohnya”, jelas Dr. Dra. Budi Wahyuni, M.A., M.M.
Prof. Dra. RA Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D menjelaskan bahwa sexual harassment terjadi jika seseorang mendapat perlakuan yang tidak diinginkan dalam bentuk komentar, sikap, dan aksi seksual. “Meskipun sudah mendapat perhatian, pelecehan masih terus terjadi bahkan di transportasi umum, institusi pendidikan, hingga dalam komunitas daring”, tambah beliau.
Pembicara terakhir, Prof. Achir Yani S.Hamid, M.N., DNSc membawa “Nursing Role with Holistic Care in Sexual Harassment Care” sebagai topik presentasinya. Menurut beliau, perawat dituntut untuk profesional, ramah, baik, peka, serta mencegah timbulnya trauma tambahan ketika melakukan investigasi terhadap korban. “Perawat juga perlu memberikan peringatan kepada korban pelecehan seksual bahwa mereka memiliki kemungkinan merasakan gangguan kecemasan, depresi, insomnia, dan gangguan lainnya selama masa penyembuhan”, jelas beliau. (Nirwana/Reporter)