Peningkatan Kesadaran Civitas tentang Bahaya Penyakit Tidak Menular melalui Posbindu

Pospindu Sehati di FK-KMK UGM

FK-KMK UGM. Health Promotion University (HPU) FK-KMK UGM menggelar kegiatan Mini Talkshow dengan topik “Apakah menjadi civitas akademika lebih beresiko diabetes dan hipertensi?” dan Posbindu SEHATI pada Jumat (23/6) di Auditorium dan Lobi Auditorium FK-KMK. dr. Dwita Dyah Adyarini, Sp.PD dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-KMK hadir sebagai narasumber dalam Mini Talkshow tersebut. Dirinya memaparkan faktor risiko dan komplikasi penyakit diabetes melitus dan hipertensi sebagai upaya meningkatkan kesadaran civitas FK-KMK.

dr. Dwita menjelaskan bahwa faktor risiko diabetes melitus antara lain konsumsi gula berlebih, makan tidak terkontrol (karbo terlalu tinggi), stres, kurang olahraga, serta tekanan darah tinggi. “Ada juga faktor keturunan. Oleh karena itu, ketika tahu bahwa ada riwayat diabetes melitus dari anggota keluarga, kita harus waspada sedini mungkin,” jelas dr. Dwita. Beberapa komplikasi yang bisa muncul akibat diabetes melitus adalah katarak, retinopati diabetik, stroke, jantung koroner, gangguan saraf, gagal ginjal kronik, glaukoma, serta penyakit pembuluh darah tepi.

dr. Dwita juga menjelaskan beberapa faktor risiko dari hipertensi. “Stres lagi-lagi ada sebagai salah satu faktor risiko penyakit tidak menular. Selain itu, obesitas, konsumsi garam berlebih, merokok, dan konsumsi makanan siap saji terlalu sering juga menjadi faktor risiko hipertensi yang harus diperhatikan,” tambahnya. Komplikasi yang bisa terjadi akibat hipertensi antara lain penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, retinopati, penyakit pembuluh darah tepi, gangguan saraf, serta gangguan otak.

dr. Dwita mengungkapkan bahwa memberikan edukasi kepada pasien diabetes melitus dan hipertensi tidak mudah. Butuh beberapa pendekatan mulai dari mengenali kepribadian pasien, usia, bahasa yang digunakan, dan bersikap tidak menggurui. “Sikap tidak menggurui ini bisa dimulai dengan memberikan pertanyaan terkait sejauh mana pengetahuan mereka tentang diabetes melitus dan hipertensi sehingga perlahan mereka akan mengenali kondisi tubuhnya sendiri,” ujar dr. Dwita. (Nirwana/Reporter)