FK-KMK UGM. Menurut Dhimas Adhi Pradana, sebanyak 40% pasien Diabetes Melitus (DM) tidak memperoleh efek terapi yang optimal pada awal penggunaan metformin sebagai monoterapi DM tipe 2. Hal tersebut yang menjadi latar belakang penelitian Dimas Adhi Pradana, M.Sc., Apt. yang berjudul “Pengaruh Variasi Genetik SLC22A1 rs628031 terhadap Farmakokinetik/Farmakodinamik Metformin berbasis Populasi: Kajian Indirect Response Model pada Pasien Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 Suku Jawa”.
Hasil penelitian tersebut dirinya sampaikan dalam Ujian Terbuka Program Doktoral FK-KMK UGM yang dilaksanakan pada Jumat (8/12) di Auditorium lantai 8 FK-KMK UGM. Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variasi genetik SLC22A1 rs628031 Met408Val pada OCT1 terhadap farmakokinetik/farmakodinamik metformin.
Hasil identifikasi variasi genetik SLC22A1 rs628031 Met408Val dari 123 responden menunjukkan frekuensi kelompok allele AA sebesar 14% dan allele AG-GG sebesar 86%. Pemodelan FK/FD metformin berbasis populasi menunjukkan fitting kurva yang baik dengan pendekatan indirect response model.
Kelompok allele AG-GG mengalami penurunan nilai ka, Vd, t ½, kin, kout dan mengalami peningkatan parameter Cssmaks dan k (p<0,05). Kelompok allele AG-GG juga mengalami penurunan parameter HbA1c, GDP dan G2PP yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok allele AA(p<0,05).
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa variasi genetik SLC22A1 rs628031 Met408Val menurunkan nilai ka, Vd, t ½, kin, kout, meningkatkan nilai Cssmaks dan k, serta menurunkan respon terapi metformin berdasarkan parameter HbA1c, GDP dan G2PP.
Penelitian Dhimas Adhi Pradana mengenai pengaruh variasi genetik terhadap efektivitas metformin dalam terapi DM tipe 2 menekankan pentingnya pendekatan personalisasi dalam pengobatan, yang selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan nomor 9: “Industri, Inovasi, dan Infrastruktur”. Dengan mengintegrasikan pengetahuan genetik ke dalam pengembangan dan aplikasi terapi obat, penelitian ini menawarkan inovasi dalam cara kita mendekati perawatan penyakit kronis. Pendekatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan bagi pasien individual tetapi juga mendorong kemajuan dalam industri farmasi dan bioteknologi. Melalui penelitian yang fokus pada inovasi medis berbasis genetika, FK-KMK UGM berkontribusi pada pembangunan infrastruktur kesehatan yang lebih adaptif dan personal, mencerminkan komitmen terhadap pencapaian SDGs khususnya dalam mempromosikan inovasi dan infrastruktur berkelanjutan. (Nirwana/Reporter. Editor: Nur Ayu Fitriani)