Penguatan Registrasi Kanker Berbasis RS dan Populasi

FK-UGM. Pemerintah melalui Komisi Penanggulangan Kanker Nasional telah membentuk jejaring pelaporan kanker untuk mengumpulkan data pasien kanker selama periode waktu tertentu. Hal ini dilakukan guna memperoleh gambaran kejadian kanker yang sesungguhnya di masyarakat. Di lingkup Fakultas Kedokteran UGM sendiri telah membentuk Tim Registrasi Kanker berbasis Rumah Sakit sejak tahun 2016, yang juga merupakan satu di antara 14 pusat data regional yang tergabung dalam jejaring tersebut.

Tim Registrasi Kanker RSUP Dr. Sardjito/Fakultas Kedokteran UGM, Kamis (25/1) lalu telah melakukan pertemuan tim penasihat sekaligus menerima kunjungan Mr. Les Mery, Global Manager dari Global Initiative for Cancer Registry Development (GICR), International Agency for Research on Cancer (IARC) Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Gedung Integrated Cancer Center, RSUP Dr. Sardjito.

Dalam pertemuan tersebut, Mr. Les Mery menegaskan kembali pentingnya pengumpulan data melalui program Registrasi Kanker yang sudah diinisiasi secara nasional oleh Kementerian Kesehatan di Indonesia sejak tahun 2016 yang lalu. Beliau menyatakan bahwa dengan adanya gambaran tentang profil skala kanker di suatu negara yang didapatkan dari data registrasi kanker, akan dapat dibuat kebijakan-kebijakan secara strategis, serta dapat diambil keputusan terkait program dan sumber daya untuk penanggulangan kanker secara lebih bijak dan ideal.

Kanker merupakan permasalahan dengan dampak yang signifikan, tidak hanya di Indonesia, namun juga seluruh dunia, dan beban yang diakibatkan oleh kejadian kanker di dunia masih terus bertambah. Pada tahun 2012 diperkirakan terjadi 14,1 juta kasus kejadian kanke., Apabila jumlah kasus kanker terus bertambah mengikuti pola kejadian saat ini, pada tahun 2035 jumlah kejadian kanker tersebut akan meningkat menjadi 23,3 juta kasus. Dan bila angka kejadian ini dianalisis dengan perubahan kondisi demografis serta faktor risiko, jumlah tersebut akan meningkat hingga 29,4 juta kasus.

Sangat disayangkan pada saat ini ketersediaan data terkait kanker masih sangat terbatas. Pada laporan Cancer Incidence in 5 Continents Volume XI yang dikeluarkan tahun 2010, baru 36 persen dari 184 negara yang melaporkan data insidensi kanker dengan kualitas baik ke IARC. Sedangkan dalam database mortalitas WHO, baru 19 persen dari 178 negara yang melaporkan data mortalitas dengan kualitas baik. Di sinilah keberadaan registrasi kanker menjadi penting. Dengan adanya data dari registrasi kanker, akan dapat dilakukan pemetaan permasalahan yang perlu ditanggulangi untuk melakukan perbaikan kebijakan kesehatan.

Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh perwakilan dari Yayasan Kanker Indonesia, Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta, serta Kementerian Kesehatan ini, ketua Tim Registrasi Kanker RSUP Dr Sardjito/FK UGM, dr. Susanna Hilda Hutajulu, Ph.D, Sp.PD-KHOM, melaporkan kemajuan pelaksanaan kegiatan registrasi kanker baik berbasis rumah sakit di RSUP Dr Sardjito maupun berbasis populasi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada kesempatan ini juga telah dilakukan diskusi untuk menenmukan solusi bagi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan registrasi kanker tersebut.

dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengembangan FKKMK UGM, mengharapkan agar dengan dukungan dari IARC-WHO, kegiatan registrasi kanker dapat lebih dioptimalkan dan menghasilkan data yang dikemudian hari akan menghasilkan kontribusi bagi penanganan dan pengendalian kanker di Indonesia.

Kegiatan pertemuan tim penasihat ini sekaligus mengawali agenda Mr. Les Mery di Yogyakarta yang juga akan melakukan kunjungan ke Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta, Puskesmas Danurejan 2, serta RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai fasilitas kesehatan pelaksana kegiatan registrasi kanker dan kemudian menyusun rekomendasi untuk mendukung perbaikan pelaksanaan kegiatan registrasi kanker di Yogyakarta. (Herindita Puspaningtyas/Kontributor; Foto/Dok.Panitia)