Penguatan Kemitraan NUS-UGM sebagai Academic Centers

Yogyakarta. Tahir NUS-UGM Collaboration in Medicine Program merupakan proyek kerjasama dalam program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pelatihan klinis antara Yong Loo Lin School of Medicine National University Singapore dengan Fakultas Kedokteran UGM yang didanai Tahir Foundation (TF). Menapak tahun pertama implementasi program di 2017, pada hari Kamis (14/12) kedua institusi merealisasikan evaluasi dengan orientasi perbaikan sekaligus penguatan program untuk periode empat tahun ke depan hingga 2021. Pada evaluasi tahun pertama, NUS diwakili oleh A/Prof Koh Dow Rhoon –Director International Relations yang didampingi Senior Executive Wendy Ho. Ikut bergabung melalui skype call conference perwakilan TF, Dr. Bintoro Dibyoseputro, MBA.

“(Suport dana) Tahir Foundation menjadi katalisator yang memungkinkan kita menggali lebih jauh beberapa indikator yang bermanfaat tidak hanya bagi FK tapi juga dalam bingkai yang lebih luas yaitu AHS UGM”, tegas Dekan Prof Ova Emilia. Implementasi program tidak lagi sebatas pada aktivitas individu tapi diarahkan sebagai kerja tim (memberikan efek multipel). Dekan Emilia menambahkan, “Kami akan berdiskusi lebih lanjut dengan rumah sakit dan institusi kesehatan di AHS UGM untuk memasukkan program-program strategis AHS UGM, technical dan self assessment, dalam skema Tahir.”

Tahir NUS-UGM Collaboration in Medicine Program melingkupi 3 aktivitas utama, program pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pelatihan klinis. Pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di tahun 2017, empat mahasiswa kedokteran -Abida Hasna; Stevanus Purwanto; Muhammad Haviq; Gandhes Anggriska berkesempatan menjalani kegiatan elektif klinis + 1 bulan di rumah sakit pendidikan NUS seperti NUHS; Singapore General Hospital; Khoo Teck Puat Hospital; Changi General Hospital. Pengalaman berharga yang tentu menambah wawasan pengetahuan sekaligus kompetensi klinis bagi mahasiwa koass FK UGM. Selain itu juga mobilitas staf melalui partisipasi Dr Gandes Retno Rahayu; Dr Denny Agustiningsih; Dr Arta Farmawati; Dr Yudha Nurhantari dan Kaprodi PSIK Heny Suseani Pangastuti dalam APMEC (Asia Pacific Medical Education Conference) yang berhasil menjadi stimulan keikutsertaan 3 staf lainnya dengan dana prodi, Dr Yudha Patria; Dr Yana Supriatna; Dr Titis Widowati.

Dalam program pelatihan klinis, lima staf departemen berhasil lolos untuk mengikuti hands-off training di NUHS. Dari lima staf, dr. Dian Paramitasari, SpTHT dan dr Gunadi, SpBA menjalani program di tahun 2017, sedangkan tiga lainnya sudah terjadwal di awal 2018 yaitu dr. Melysa, SpTHT; dr. Susanna Hilda, SpPD dan dr. Putrika, SpJP. Secara umum, kesemua penerima dana TF mengapresiasi kolaborasi Tahir NUS-UGM sebagai manifestasi peningkatan kompetensi. Dalam program penelitian, di tahun 2017 berhasil terjalin kolaborasi riset antara NUS-UGM untuk breast cancer epidemiology yang juga menggandeng RS Kanker Dharmais serta FK Universitas Andalas; riset heart disease; stem cell therapy; genetic; serta medical informatics. Aktivitas riset kolaborasi ini efektif akan mulai berproses di tahun 2018.

Prof Koh Dow Rhoon menggarisbawahi bahwa TF melalui Tahir NUS-UGM Collaboration in Medicine Program bakal memperkuat (kemitraan) NUS-UGM khususnya sebagai academic centers. Perlu eksplorasi aktivitas yang akan berdampak luas di masyarakat semisal pelatihan residensi dan juga tenaga profesional kesehatan dalam kasus tertentu agar lebih berfungsi dalam sistem kesehatan (di daerah pedesaan) melalui kerangka kerja AHS. “Tahun pertama yang menjanjikan melalui kolaborasi efektif. Pastinya Dr Tahir sebagai penyandang dana program ini sangat mengapresiasi kinerja NUS-UGM. Dan ini menjadi modal bagi kedua institusi untuk pengembangan proposal lanjutan,” ungkap Dr Bintoro dari Tahir Foundation.     \sari