Penggunaan Tube Feeding untuk Pasien Demensia

FK-KMK UGM. Tube feeding merupakan alat yang digunakan untuk membantu pasien yang tidak dapat makan melalui mulut. Dalam penggunaanya tube feeding dapat menimbulkan beberapa isu etika.

Center for Bioethics and Medical Humanities (CBMH) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM akan membahas penggunaan tube feeding terhadap pasien dalam Raboan Research and Perspective Sharing yang berjudul “Tube Feeding in Dementia at the End of Life from an Islamic Perspective” pada Rabu (16/8) melalui zoom meeting dan siaran langsung Youtube.

Dr. Hadil Labadidi dari Erlangen University membagikan hasil penelitiannya terkait penggunaan tube feeding pada lansia. Penelitian Dr. Hadil berjudul “End-of-Life Care, Dying, and Death in the Islamic Moral Edition”.

Kolaborasi antara berbagai pihak, seperti peneliti dari berbagai universitas dan lembaga kesehatan, dalam membahas isu tube feeding pada pasien demensia juga mencerminkan pentingnya kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) pilar ke-17.

Ada beberapa gejala kemunculan demensia, antara lain kesulitan melakukan tugas-tugas biasa, masalah berkomunikasi, salah menempatkan barang, kebiasaan lupa yang mempengaruhi kegiatan sehari-hari, kesulitan merencanakan atau memecahkan masalah, menarik diri dari pekerjaan atau aktivitas sosial, bingung dengan waktu dan tempat, perubahan kepribadian, serta perubahan suasana hati atau perilaku.

Tube feeding yang ada di penelitian Dr. Hadil adalah Artificial Nutrition and Hydration (ANH). ANH adalah perawatan medis yang memungkinkan seseorang menerima nutrisi (makanan) dan hidrasi (cairan) ketika mereka tidak lagi dapat meminumnya. Ini biasanya digunakan untuk lansia yang sulit menelan supaya terhindar dari kekurangan berat badan, malnutrisi, dan dehidrasi. “Namun, ANH memiliki efek samping berupa muntah, mual, diare, infeksi, ketidaknyamanan, stres, dan meningkatnya isolasi sosial,” jelas Dr. Hadil.

Untuk mengatasi efek samping tersebut, solusi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan Assisted Hand Feeding (AHF), posisi dan keterampilan saat makan, serta mengubah tekstur makanan supaya lebih mudah ditelan. (Nirwana/Reporter. Editor: Yampa Eksa Daidella Ghilari)

Berita Terbaru