FK-KMK UGM. Kagama Lari untuk Berbagi (KLUB) berkolaborasi dengan Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FK-KMK UGM/RSUP Dr. Sardjito menyelenggarakan kegiatan Anestesi Edukasi Emergensi untuk Masyarakat (ADEM) pada Sabtu, 31 Agustus 2024, di Wisma KAGAMA. Kegiatan ini ditujukan kepada peserta UGM Trail Run 2024 sebagai bentuk edukasi mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD). Melalui program ini, peserta diberikan keterampilan dasar dalam menangani situasi darurat medis, khususnya menolong orang yang mengalami henti jantung atau henti napas.
BHD adalah dasar untuk menyelamatkan nyawa ketika terjadi henti jantung. Aspek dasar BHD diantaranya yaitu pengenalan langsung terhadap henti jantung mendadak dan aktivasi sistem tanggap darurat, cardiopulmonary resuscitation (CPR) dini, dan defibrilasi cepat dengan defibrillator eksternal otomatis. CPR sendiri yaitu suatu tindakan darurat sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas atau jantung yang dikenal dengan kematian klinis ke fungsi optimal guna mencegah kematian biologis. Tujuan utama dari BHD yaitu tindakan oksigenasi darurat untuk mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan darah oksigenasi ke jaringan tubuh.
Kegiatan ADEM ini dihadiri oleh peserta UGM Trail Run 2024, diawali dengan sambutan dari panitia kegiatan UGM Trail Run 2024 yang dilanjutkan pemaparan materi Henti Jantung dan AED yang disampaikan oleh dr. Dhanty Dwita Sari, Sp.An-TI. Setelah pemaparan materi peserta dibagi menjadi empat kelompok untuk Skill Station. Pada setiap Skill Station, panitia melakukan peragaan langsung oleh tim instruktur dari ADEM. Mereka menunjukkan cara melakukan kompresi dada dan pemberian napas buatan menggunakan manekin yang didesain menyerupai kondisi nyata. Kemudian para peserta UGM Trail Run diajak untuk melakukan praktik pijat jantung menggunakan manekin serta edukasi singkat mengenai teknik menggunakan AED. “Begitu antusiasnya peserta terhadap acara ini sehingga acara ini dihadiri oleh kurang lebih 80 orang.”, ujar salah satu panitia kegiatan ADEM.
Sesi latihan praktik memberikan pengalaman langsung kepada para peserta untuk melakukan pijat jantung dan teknik resusitasi dengan manekin. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan dipandu oleh instruktur untuk memastikan setiap orang mendapatkan perhatian dan bimbingan yang cukup. Para peserta tampak antusias dan bersemangat mengikuti latihan ini, menunjukkan keseriusan mereka dalam mempelajari keterampilan yang dapat menyelamatkan nyawa. Di akhir sesi, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan mendiskusikan berbagai skenario darurat yang mungkin dihadapi, memperkaya pemahaman mereka tentang pentingnya tindakan cepat dan tepat dalam situasi kritis.
Kegiatan Anestesi Edukasi Emergensi untuk Masyarakat (ADEM) ini mendukung pencapaian beberapa pilar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu SDG 3: Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dalam konteks SDG 3, kegiatan ini berkontribusi pada indikator 3.4, yaitu mengurangi kematian dini akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan pengobatan, dengan fokus pada peningkatan keterampilan masyarakat dalam memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD), yang sangat penting untuk menyelamatkan nyawa dalam situasi darurat medis. Keterampilan ini membantu menjaga kesejahteraan masyarakat dengan mengurangi risiko kematian akibat henti jantung atau henti napas. Dari perspektif SDG 4, kegiatan ini memberikan pendidikan berkualitas melalui pelatihan yang praktis dan berorientasi pada keterampilan, mendukung indikator 4.7 dengan memastikan bahwa peserta mendapatkan pengetahuan langsung tentang prosedur darurat yang relevan. Keterlibatan berbagai pihak, seperti FK-KMK UGM dan RSUP Dr. Sardjito, juga mencerminkan implementasi SDG 17, yang menekankan pentingnya kemitraan multi-stakeholder melalui indikator 17.17, untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih luas, khususnya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui kolaborasi lintas sektor. (Penulis: Stefanus Danan Nugroho, Irham Hanafi. Editor: Nur Aziz)