FKUGM. Pada tahun ini, pertama kalinya dalam sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM), dua orang peraih Hadiah Nobel (Nobel Laureates, NL) memberikan kuliah umum di hari yang sama. Kuliah umum tersebut akan disampaikan oleh Dr. Sir Richard J. Roberts peraih nobel di bidang kedokteran tahun1993 (Nobel Prize in Physiology or Medicine 1993 ) dengan tema “Why You Should Love Bacteria” dan Prof. Sheldon L. Glashow peraih nobel di bidang fisika tahun 1979 (Nobel Prize in Physics 1979) dengan tema “How Basics Science Drives Technological Process”. Acara ini merupakan rangkaian dari 6th ASEAN “Bridges – Dialogues Towards a Culture of Peace” dengan penyelenggara utama International Peace Foundation (IPF).
Kuliah umum oleh peraih nobel ini diselenggarakan di Grha Sabha Pramana (GSP) pada hari Jumat, 10 Februari 2016 sejak pukul 08.00 – 16.00 WIB. Dihadiri tidak kurang sekitar 4000 orang peserta yang terbagi menjadi dua sesi. Tidak hanya dari UGM, kuliah umum tersebut ikut dihadiri pula oleh akademisi, praktisi, dan masyarakat umum dari berbagai institusi di Yogyakarta dan sekitarnya. Dibuka secara langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut, Sultan Hamengkubuwono X juga memberi pidato kunci terkait dialog dan budaya perdamaian. Hal ini senada dengan tema kuliah umum yang akan diberikan oleh para peraih nobel dan juga merupakan misi utama IPF untuk mempromosikan perdamaian secara umum.
Kehadiran peraih nobel di UGM membawakan tema kuliah yang sangat relevan dengan usaha UGM dalam mengembangkan riset dan keilmuan yang terkait. Memandang kepakaran dan kontribusi kedua peraih nobel dalam ilmu pengetahuan khususnya di bidang biologi molekuler/kedokteran dan fisika, keduanya dinyatakan layak mendapatkan gelar Doktor Kehormatan (Doctor Honoris Causa).
Senat Akademik UGM memutuskan untuk menganugerahkan gelar Doctor Honoris Causa, masing-masing di bidang Biologi Molekuler untuk Dr. Sir Richard J. Roberts dan di bidang Teori Partikel Elementer untuk Prof. Sheldon L. Glashow. Bertindak selaku Ketua Promotor untuk Dr. Sri Richard J. Roberts adalah Prof. dr. Sofia Mubarika Haryana, M.Med.Sc, Ph.D (Fakultas Kedokteran) didampingi oleh Prof. drs. Mudasir, M.Eng, Ph.D (Fakultas MIPA), Prof. Sismindari, Apt., SU., Ph.D (Fakultas Farmasi) dan Prof. dra. A. Endang Sutariningsih Soetarto, M.Sc, Ph.D (Fakultas Biologi). Sementara itu, promotor untuk Prof. Sheldon L. Glashow adalah Prof. drs. Kamsul Abraha, Ph.D (Fakultas MIPA) didampingi Prof. Ir. Sunarno, M.Eng, Ph.D (Fakultas Teknik), Mirza Satriawan, Ph.D (Fakultas MIPA), dan Dr. Gea Oswah Fatah Parikesit (Fakultas Teknik).
Pada tahun 2017 ini, UGM menjadi salah satu tuan rumah penyelenggaraan kuliah umum peraih nobel ini. Uniknya, UGM merupakan satu-satunya universitas di Indonesia yang dipercaya menjadi tuan rumah bagi dua peraih nobel sekaligus pada hari yang sama. Ditegaskan oleh IPF, ini merupakan satu-satunya program dengan dua peraih nobel sekaligus selama penyelenggaraan “Bridges” sejauh ini. Ini tentunya akan menjadi kehormatan tersendiri bagi UGM dan menjadi catatan positif tersendiri di usianya yang telah mencapai 67 tahun.
Dalam konferensi persnya, Prof. dr. Sofia Mubarika Haryana, M.Med.Sc, Ph.D selaku ketua tim promotor menjelaskan latar belakang penganugerahan Doctor Honoris Causa kepada Dr. Sir Richard J. Roberts yaitu karena kontribusinya yang fenomenal di bidang biologi molekuler yakni karena penemuannya akan pencacah gen dan mRNA splicing di tahun 1972. Penelitiannya mengubah paradigma para ahli biologi saat itu yang berpikiran bahwa gen tersusun atas untaian DNA yang tidak dapat dipisahkan, yang kesemuanya mengkode struktur protein. Dr. Richard juga telah melakukan pemotongan (sequencing) DNA dari genom Adenovirus-2 dan telah didapatkan 35.937 nukleotida yang kini sudah banyak dipelajari oleh para ahli diseluruh dunia. Hasil penelitiannya tersebut kemudian menjadi cikal bakal GenBank database yang saat ini dikelola oleh National Institute of Health¸USA. GenBank database ini saat ini telah dimanfaat sebagai master database bagi akademisi, perusahaan, peneliti, laboratorium bioteknologi.
Sementara itu, untuk merekam pagelaran bersejarah ini, UGM telah melakukan dokumentasi secara serius melibatkan pelaku profesional yang merupakan bagian dari unit di UGM. Untuk menunjang dokumentasi ilmiah yang berkualitas tinggi, tata panggung dan pemakaian media audio visual juga digarap dengan serius. Sebuah layar Light Emitting Diode (LED) berukuran 9 meter x 4 meter terpasang di atas panggung GSP lantai 2 sehingga tayangan kuliah umum dan gestur para peraih nobel dalam menyampaikan kuliah dapat dinikmati oleh ribuan peserta yang hadir dengan antusias. UGM berharap bahwa kuliah umum peraih nobel ini menjadi sesuatu yang tidak saja abadi tetapi juga dapat menginspirasi generasi UGM dan Indonesia, kini dan masa depan.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D di saat konferensi pers. Prof, Dwikorita menyampaikan harapan agar kuliah umum ini dapat memberi motivasi bagi para sivitas akademika UGM khususnya para mahasiswa agar dapat mencapai tingkat tertinggi dalam karir dan hidupnya khususnya untuk kepentingan kemanusiaan dan pengembangan IPTEK. Selain itu, harapan juga diutarakan agar kedepannya Universitas Gadjah Mada dan institusi dimana peraih nobel berada dapat berkolaborasi untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia dan kemanusiaan pada umumnya. (Adit)