Pengabdian Masyarakat Terapi Sujok bagi staf di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

FK-KMK UGM. Departemen Keperawatan FK-KMK UGM menyediakan pelayanan terapi Sujok bagi seluruh staf yang bekerja di RSUP Dr Sardjito. Kegiatan ini dimulai sejak 29 April hingga 11 Juni 2025 dengan rata-rata pelaksanaan seminggu sekali di Gedung ICC Lantai 8 RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, serta diikuti sebanyak 200 staf. Berbagai keluhan yang dialami staff meliputi antara lain masalah fisik dan emosi. Masalah fisik antara lain nyeri di tulang belakang, pundak, tangan dan kaki, serta pusing kepala diikuti dengan nyeri leher.

Rata-rata peserta mengalami penurunan skala nyeri dan atau hilang sama sekali. Efek terapi yang rata-rata dirasakan dengan cepat, cukup mencengangkan bagi banyak peserta. Karena kegiatan ini dilakukan sekitar seminggu sekali, menyebabkan tidak sedikit peserta yang kemudian hadir kembali pada jadwal kegiatan di lain waktu untuk mendapatkan pelayanan terapi Sujok terhadap keluhan yang berbeda atau keluhan yang dirasakan kembali.

Ketua tim pengabdian masyarakat, Prof. Intansari Nurjannah, S.Kp., MNSc., Ph.D, bersama anggota tim menyebutkan bahwa kepedulian pada kesehatan tenaga kesehatan menjadi alasan dilakukannya kegiatan ini. Tenaga kesehatan perlu dijaga kesehatannya baik fisik dan emosi agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Pilihan terapi Sujok sebagai bentuk kepedulian ini dikarenakan terapi Sujok yang berasal dari Korea Selatan (Su = tangan, dan Jok = kaki) yang ditemukan oleh Prof Park Jae Woo dapat memberikan efek yang cukup cepat untuk menurunkan nyeri dan juga mengatasi masalah psikologis/emosi. Selain efek kepada peserta yang mendapatkan terapi, kebutuhan waktu singkat dan tanpa memakan energi bagi terapis, menyebabkan terapi Sujok ini dapat menjadi pilihan kompetensi bagi tenaga kesehatan.

Mengingat manfaat dari terapi Sujok ini bagi tenaga kesehatan, Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas FK-KMK akan melanjutkan program ini dengan melatih staf di Rumah Sakit dan juga di puskesmas melalui adanya ‘Hibah Terintegrasi Academic Health System’ yang di danai dengan dana masyarakat FK-KMK tahun anggaran 2025. Kegiatan pelatihan ini akan dimulai pada minggu ke III bulan Juni tahun 2025. Pelatihan ini adalah untuk membekali tenaga kesehatan dengan kompetensi sebagai terapis Sujok yang bersertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Adanya staf yang memiliki sertifikasi ini diharapkan akan menjadi cikal bakal pengembangan pelayanan manajemen nyeri melalui integrasi kedokteran tradisional dan modern dengan menggunakan terapi Sujok, di Indonesia.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Kontributor: Prof. Intansari Nurjannah, SKp., MNSc., PhD).