FK-KMK UGM. Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas Program Studi Keperawatan FK-KMK UGM bekerja sama dengan RSUP Soeradji Tirtonegoro menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Keluhan Fisik dan Emosional dengan Terapi Sujok.” Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, yaitu pada 24–25 Maret dan 10 April 2025 di Klinik Eksekutif Tirta Cendana. Kegiatan pengabdian masyarakat berupa terapi sujok ini dilaksanakan dengan fasilitas klinik yang nyaman, seperti adanya ruang tunggu berpendingin dilengkapi kursi pijat serta empat ruang terapi berpendingin dengan ranjang yang sangat menunjang kenyamanan klien. Sasaran kegiatan mencakup seluruh staf rumah sakit, termasuk tenaga kesehatan, staf humas, bagian hukum, administrasi, serta pegawai dari berbagai unit lainnya.
Ketua tim pengabdian masyarakat, Prof. Intansari Nurjanah, S.Kp., MNSc., Ph.D, bersama anggota tim yaitu Purwanta, S.Kp., M.Kes dari Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas Program Studi Keperawatan FK-KMK UGM, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan pada tahun 2024 lalu dan mendapat sambutan antusias dari staf RS Soeradji Tirtonegoro. Selain menjadi bentuk keberlanjutan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari persiapan rumah sakit dalam menyediakan pelayanan kesehatan terpadu dengan menggabungkan pendekatan kedokteran tradisional komplementer dan kedokteran modern untuk memberikan pelayanan yang lebih holistik kepada masyarakat.
Sebanyak 25 klien, terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan rentang usia bervariasi dan latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda, menjalani terapi untuk mengatasi berbagai keluhan nyeri, seperti nyeri pada bahu, tulang belakang, hingga nyeri yang menjalar ke seluruh tangan dan kaki. Selama proses terapi, klien melaporkan berbagai sensasi, mulai dari rasa hangat, kesemutan atau kebas, hingga nyeri sesaat di lokasi terapi. Meski demikian, hasil terapi menunjukkan perbaikan yang signifikan, di mana sebagian besar klien merasakan nyeri berkurang bahkan hilang sepenuhnya. Beberapa testimoni klien menyatakan rasa syukur dan puas atas hasil yang dirasakan, serta mengakui adanya reaksi tubuh yang positif selama dan setelah sesi terapi.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Terapi Sujok, sebagai salah satu inovasi terapi komplementer untuk manajemen nyeri, dapat membantu mengatasi keluhan fisik maupun emosional sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan. Terutama pada staff rumah sakit selaku subjek kegiatan ini. Terkait dengan upaya upaya mencapai target pembangunan berkelanjutan, program ini menjalin kemitraan dengan berbagai sektor. Kemudian untuk memastikan keberlanjutannya, Program ini dilaksanakan secara rutin hingga bulan Juni tahun 2025 dan menjangkau rumah sakit dan posyandu lansia di wilayah Yogyakarta dan Klaten. (Prof. Intansari Nurjanah).