Penerapan Epidemiologi dan Statistika Klinis pada Penelitian Kanker

FK-KMK UGM. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia, antara lain kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan payudara. Akan tetapi, pengetahuan mengenai penyakit kanker yang masih terbatas mengakibatkan tindakan pencegahan dan pengobatan belum dapat optimal. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan kualitas intervensi, kualitas dan kuantitas penelitian mengenai kanker perlu terus ditingkatkan pula. Pada 26 September, FK-KMK UGM menyelenggarakan kuliah tamu mengenai Biostatistika Terapan untuk Penelitian Kanker yang diisi oleh dr Donsuk Pongnikorn dari Rumah Sakit Kanker Lampang, Thailand. Menurut dr Donsuk, terdapat tiga bidang utama dari penelitian mengenai kelangsungan hidup pada penyakit kanker, yaitu epidemiologi klinis, surveilans kanker, dan analisis.

Pada bidang epidemiologi klinis, terdapat dua sub-bidang yang patut diperhatikan, yaitu riset prognosis dan penelitian terapi.  Prognosis merupakan perkiraan hasil kesehatan pada pasien, sehingga riset prognosis adalah investigasi prognosis suatu penyakit untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan memastikan hasil yang positif. Dr Donsuk menjelaskan pula beberapa jenis riset prognosis serta perbedaannya satu sama lain, antara lain overall prognosis, prognostic factor, prognostic model, dan stratified prognostic. Sementara pada penelitian mengenai terapi kanker, dr Donsuk menunjukkan contoh penelitian randomized clinical trial yangpernah dilakukan pada kasus bedah kanker payudara.

Bidang surveilans kanker berfokus untuk menggali faktor risiko, insidensi, kelangsungsan hidup, dan mortalitas dari penyakit kanker tertentu. Masing-masing data memegang peranan yang penting, misalnya data mortalitas digunakan untuk menentukan prioritas jenis kanker yang memerlukan intervensi dan data kelangsungan hidup untuk melihat efektivitas pelayanan kesehatan. Dr Donsuk menekankan bahwa seorang peneliti harus memerhatikan keseluruhan data, “kita harus bisa melihat gambaran keseluruhan, jangan hanya berfokus pada salah satu, misalnya data mortalitas saja.”

Analisis yang ditekankan pada penelitian kanker adalah time to death survival analysis dikarenakan adanya censory, yaitu saat pasien kanker sebagai subjek penelitian masih hidup hingga cut off point yang ditentukan, namun kita tidak tahu sampai kapan subjek tersebut dapat bertahan hidup. Misalnya pada penelitian yang bertujuan melihat perlakuan intervensi mana yang paling baik untuk menunjang kelangsungan hidup. Beberapa kesimpulan dapat diambil hanya dengan melihat diagram, namun pada beberapa kasus diperlukan program statistik untuk membandingkan survival curves yang perbedaannya sulit ditentukan dengan mata telanjang.

Sebagai penutup dari pemaparannya, dr Donsuk menekankan pentingnya penelitian kanker berbasis populasi. Terdapat tiga jenis penelitian kanker, yaitu randomized clinical trial, penelitian berbasis rumah sakit, dan penelitian berbasis populasi. Dibandingkan kedua penelitian lainnya, penelitian berbasis populasi masih kurang popular karena banyak peneliti yang belum menyadari pentingnya penelitian dengan skala besar, yaitu sebagai benchmark. “Penelitian ini memberikan kita gambaran besar mengenai keadaan penyakit kanker tertentu di suatu negara, sehingga kita dapat membandingkan posisi negara kita dengan negara lain.” Data dari survey populasi ini dapat digunakan oleh pemerintah untuk membuat target peningkatan kualitas dan menetapkan kebijakan atau strategi pelayanan kesehatan berbasis bukti. (Elwina/reporter)