FK-KMK UGM. Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FKKMK UGM terus berupaya untuk meningkatkan kualitas penelitian dengan memberikan bimbingan kepada residen agar penelitian mereka sesuai dengan prinsip-prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Penelitian yang dilakukan pada bulan Desember 2023 – Januari 2024 telah menyoroti beberapa pilar SDGs, yaitu kesehatan dan kesejahteraan; pengurangan ketimpangan; tindakan iklim (bersepeda); dan perdamaian, keadilan, dan lembaga yang kuat.
Penelitian pertama adalah presentasi usulan penelitian oleh dr. Avicenna, tentang hubungan intensitas bersepeda dengan depresi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini didasarkan pada referensi bahwa bersepeda tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental, namun besarnya manfaat tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut. Bersepeda dapat mengurangi stres dengan karena menstimulasi pelepasan hormon endorfin; meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan fisik, keterampilan, dan pencapaian; meningkatkan koneksi sosial, dan meningkatkan paparan cahaya dan ruang hijau. Selain itu, bersepeda juga dapat berkontribusi terhadap pilar SDGs tentang tindakan iklim, karena bersepeda dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dari transportasi, meningkatkan kualitas udara, dan mendorong pembangunan rendah karbon.
Penelitian kedua adalah penelitian kualitatif oleh dr. Ria Yunita, tentang strategi koping perempuan hamil yang pernah mengalami kehilangan perinatal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subyek menganggap bahwa strategi koping yang positif dapat dicapai dengan memilih layanan dokter yang sesuai, mencari tahu dan mendapatkan jawaban tentang hal-hal yang menimbulkan kecemasan, berusaha untuk menjaga kehamilan saat ini, mencari dukungan sosial, mengelola emosi yang meluap, dan menerapkan nilai religi dan budaya. Tema-tema yang didapatkan pada penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengalaman, kebutuhan, dan tantangan yang mereka hadapi, serta memberikan rekomendasi untuk meningkatkan layanan kesehatan dan sosial yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Penelitian ketiga oleh dr. Julian, membahas tentang hubungan mekanisme koping pada self-stigma pasien HIV- AIDS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dengan self-stigma pada pasien HIV AIDS. Mekanisme koping yang positif, seperti menghadapi masalah, mencari dukungan, dan berpikir positif, dapat mengurangi self-stigma. Penelitian ini penting untuk membahas tentang populasi minoritas yang sering terabaikan dan terdiskriminasi terkait kesehatan jiwa, yaitu pasien HIV AIDS. Data dari penelitian ini dapat membantu memberikan pelayanan yang lebih optimal dan tanpa diskriminasi pada populasi ini.
Penelitian selanjutnya oleh dr. Fatmawati Fathonah, mengukur tentang perbedaan tingkat kecemasan prajurit TNI AD di dalam dan di luar asrama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan prajurit TNI AD yang tinggal di dalam asrama dan yang tinggal di luar asrama. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan tempat tinggal mungkin tidak berpengaruh terhadap kecemasan prajurit TNI AD, dan mungkin ada faktor lain yang lebih berpengaruh, seperti tuntutan pekerjaan, konflik interpersonal, atau masalah pribadi.
Penelitian ini penting untuk mengetahui kondisi kesehatan mental prajurit TNI AD yang merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara. Penelitian ini dapat memberikan masukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kinerja prajurit TNI AD dengan memberikan intervensi yang sesuai untuk mengatasi kecemasan yang mereka alami. Penelitian ini juga dapat berkontribusi terhadap pilar SDGs tentang perdamaian, keadilan, dan lembaga yang kuat.
Penelitian yang terakhir adalah penelitian oleh dr. Winengku, tentang hubungan pola asuh dengan risiko gangguan tingkah laku siswa SMA. Penelitian ini sudah dimulai sejak pengajuan proposal bulan November 2023, dengan hasil yang dipresentasikan pada tahun 2024. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan risiko gangguan tingkah laku pada siswa SMA. Pola asuh yang otoriter, yaitu pola asuh yang menuntut ketaatan tanpa memberikan kebebasan dan kasih sayang, dapat meningkatkan risiko gangguan tingkah laku hingga 4,8 – 5,3 kali lipat. Hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh status ekonomi yang rendah. Penelitian ini penting untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memicu gangguan tingkah laku pada siswa SMA, yang merupakan masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Penelitian ini dapat memberikan saran untuk meningkatkan kualitas pola asuh orang tua dan guru, serta memberikan bantuan dan pencegahan yang tepat untuk siswa yang berisiko mengalami gangguan tingkah laku.
Proposal dan penelitian yang telah dipresentasikan ini dapat terwujud berkat bimbingan dari para staf, terutama pembimbing tesis: dr. Mahar Agusno, Sp.KJ(K), Dr. dr. Budi Pratiti, Sp.KJ, dr. Silas Henry Ismanto, Sp.KJ(K), Dr. dr. Carla R Marchira, Sp.KJ(K), Dr. dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ, dr. Irwan Supriyanto, Sp.KJ, Ph.D., Dr. dr. Andrian Fajar Kusumadewi, Sp.KJ, M.Sc., dan guru besar kami, Prof. Dr. dr. H. Soewadi, MPH, Sp.KJ(K). Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan arahan yang diberikan kepada peserta didik.
Penelitian ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3 terkait Kehidupan Sehat dan Sejahtera), nomor 4 terkait Pendidikan Berkualitas, nomor 10 terkait Berkurangnya Kesenjangan, dan nomor 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. (Kontributor: Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, Foto: Freepik, Editor: Humas FK-KMK. Artikel ini telah diunggah di Website Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa)