FK-KMK UGM. Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan penelitan peran parameter hematologi dalam penanganan torsio testis. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam bentuk tinjauan sistematik dan meta-analisis di Narra J, Volume 3, Tahun 2025, yang terbit pada 20 Januari 2025. Temuan ini menerangkan bahwa Mean Platelet Volume (MPV) memiliki asosiasi signifikan dengan keberhasilan penyelamatan testis pada pasien torsio testis.
Publikasi ilmiah ini berjudul “Association of MPV, NLR, PLR and CRP on testicular salvage in testicular torsion: A systematic review and meta-analysis” ini ditulis oleh tim peneliti yang terdiri dari Sakti R. Brodjonegoro, Prof. Dicky M. Rizal, Nur Arfian, Raedi A. Luzman, Narpati W. Pikatan, Robert Robert, Toni Febriyanto, Belinda Liliana, Noka Yogahutama, dan Iqbal W. Dwiaji.
Torsio testis merupakan kondisi kegawatdaruratan medis ketika tali sperma terpelintir dan menghambat aliran darah menuju testis. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan permanen hingga memerlukan tindakan orkiektomi atau pengangkatan testis jika tidak segera ditangani. Penelitian ini memperlihatkan urgensi diagnosis dini serta intervensi cepat dalam mempertahankan fungsi dan kelangsungan hidup organ reproduksi tersebut.
Kajian sistematik dan meta-analisis ini menelaah sembilan studi dengan total 796 pasien yang menilai parameter hematologi, yakni Mean Platelet Volume (MPV), Rasio Neutrofil terhadap Limfosit (NLR), Rasio Platelet terhadap Limfosit (PLR), serta C-Reactive Protein (CRP). Hasilnya menunjukkan bahwa tingginya nilai MPV berhubungan erat dengan peningkatan risiko orkiektomi, sementara parameter lain seperti NLR, PLR, dan CRP tidak memiliki keterkaitan signifikan terhadap keberhasilan penyelamatan testis.
Publikasi ini diharapkan menjadi referensi penting bagi praktisi medis serta peneliti dalam mengeksplorasi peran biomarker, khususnya MPV, sebagai indikator klinis pendukung pada evaluasi torsio testis. Publikasi ini sejalan dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera yang menekankan peningkatan layanan kesehatan berbasis bukti ilmiah. SDG 4: Pendidikan Berkualitas, karena penelitian ini, upaya pencegahan komplikasi dan peningkatan kualitas hidup pasien dapat lebih terarah, sekaligus mendukung pengembangan ilmu kedokteran berbasis riset di Indonesia, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dengan adanya kolaborasi riset. (Kontributor: Tammin Lana).